Friday 9 September 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 46

TLN : Judulnya survival of the fittest, tapi saya kurang tahu bahasa indonesianya apa


46. Yang kuat akan hidup, atau begitulah yang kukira, tapi...


Berjalan dengan diam-diam.
Aku perhatikan pertarungan dari monster-monster lain sambil melarikan diri dengan buru-buru.
Ya ampun, lapisan bawah sangat mengerikan.
Si belalang yang kukira sangat kuat, ia hanya sekitar level setengah di sini.
Tempat ini adalah rumah monster yang kaya dengan monster-monster seperti si laba-laba raksasa yang memakan si belalang, singa dengan sayap dan anakonda yang sepertinya adalah bentuk evolusi dari si ular.
Nai wa~.

Aku bergerak sambil bersembunyi agar Aku tidak bisa ditemukan oleh mereka. Pada saat ini, Aku berhasil melewatinya entah bagaimana tanpa ditemukan.
Yaa, akan berakhir jika Aku ditemukan.

Dan kemudian, meteran merah total staminaku mulai berkurang karena Aku menahan dari tidur untuk terus berjalan.
Pada akhirnya, Aku masih tidak tahu mengapa ini tidak berkurang, tapi akhirnya, sebuah batas waktu telah muncul.
Aku perlu makan sebelum jumlah nilai 38 ini habis.

Tetapi, karena tidak ada target yang cocok untuk kubunuh, Aku memutuskan untuk tidur pada hari itu.
Jujur saja.
Aku tidak bisa tidur.
Itu jelas.
Sampai sekarang, Aku akan membuat sebuah rumah sederhana dan tidur didalamnya jadi akan aman saat Aku tertidur.
Tetapi, saat memikirkan bahwa tidur dengan aman didalam rumah monster seperti ini, rumah sederhana tidak akan cukup.
Aku harus membuat sebuah rumah dengan kokoh, tapi jika Aku melakukan itu, Aku akan menonjol. Aku tidak ingin menonjol seperti itu.
Dengan kata lain, si Naga Buminya seram.
Jika Aku membuat sarang dengan kokoh, si Naga Bumi akan mengejarku.
Eh, trauma penganiayaan?
Gimana Aku bisa tahu?
Si Naga Bumi itu seram, sangat seram.
Ogahogah.

Oleh karena itu, Aku tidur tanpa membuat sebuah rumah untuk pertama kalinya dalam hidupku.
Aku merasa sangat tak nyaman.
Aku tidak pernah tahu bahwa tidur diluar rumah itu membuatku merasa sangat putus-asa.
Aku ketiduran, bangun karena suaranya, dan Aku ketiduran lagi.
Seperti itu, Aku tidak bisa tidur nyenyak.
Lain kali, Aku harus membuat sebuah rumah sederhana untuk menentangkan pikiran sementara.
Walaupun Aku masih bisa bertahan, jika kekurangan tidurnya berlanjut seperti ini, Aku rasa bahwa suatu hari sesuatu akan terjadi.
Yaa, Aku rasa ini agak ok karena jam tidurku rata-rata hanya 4 jam di hidupku sebelumnya.

Yaa, tidurnya seperti itu, tapi masalahnya adalah makanannya.
Aku entah bagaimana harus mendapatkan makanan di dalam rumah monster ini.
Meskipun Aku menjadi semangat, sepertinya entah bagaimana Aku bisa mendapatkan makanannya.
Karena ada makanan yang bisa didapatkan dengan mudah.

Aku telah mengira itu sebelumnya.
Kekuatan monster-monster di sini tidak biasa.
Tapi, diantara monster-monster kuat ini, ada juga monster-monster yang terlihat lumayan lemah yang Aku lihat sebelumnya di lapisan atas.
Si ular adalah salah satu spesies itu.
Aku tidak pernah mengira bahwa hari dimana Aku akan mengatakan bahwa si ular itu lemah akan datang.

Yaa, oleh karena itu, Aku tertarik pada apa monster-monster lemah itu makan.
Lagi pula, yang lemah hanya bisa dimakan.
Hal seperti itu jelas di dunia yang kuat akan hidup.
Sampai sekarang, dungeon ini cenderung seperti itu.
Tetap saja, mereka pasti menyelinap kesana-sini.
Para lebah pasti membuat monster-monster lemah seperti itu sasaran utama mereka.

Dan, sebagai hasil mengobservasi monster-monster lemah seperti itu, Aku telah mengerti bahwa ada poin umum tertentu pada mereka ini.

Mereka semua memiliki racun.

Ini yang kau sebut habis gelap terbitlah terang.
Karena Aku terlahir dengan "Resistensi Racun", Aku tidak keberatan memakannya. Tapi, biasanya seseorang tidak akan memakan racun.
Meskipun lemah, monster tanpa "Resistensi Racun" tidak akan mau memakannya karena ada racunnya.
Maka, Aku mungkin akan di abaikan dengan alasan seperti itu meskipun Aku ditemukan.
Walaupun Aku bilang begitu, akan lebih baik untuk tetap sembunyi, jadi Aku harus tetap menyelinap diam-diam.

Aku telah mengerti bahwa monster-monster lemah itu umumnya memakan dua hal.
Pertama adalah monster lemah lainnya.
Ini yang utama.
Yang lemah bertarung dengan yang lemah.
Aku rasa Aku harus membunuh dengan serangan kejutan jika ada kesempatan setelah memastikan bahwa tidak ada monster kuat disekitar.

Satu lagi adalah ini, yang dimakan monster-monster lemah jika tidak ada pilihan.

『Gereish Elro LV3 Gagal menaksir statusnya』

Penampilan orang ini adalah serangga hitam rata.
Tetapi, dalam gambaranku, ia lebih seperti seekor siput.
Mereka menempel pada dinding labirinnya dan merayap pelan-pelan.
Penampilannya persis seperti siput.
Mari sebut ia serangga siput.
Ada banyak serangga siput didalam lapisan bawah ini.
Saat dindingnya masuk ke pandanganku, setidaknya satu dari mereka bisa terlihat.
Sebanyaknya seperti itu.
Aku dengan ceteknya mengira bahwa mengapa monster-monster lain tidak pernah memakannya meskipun ada banyak sekali siput ini.

Ya, dengan ceteknya.
Setelah Aku tekatkan diriku, Aku harus menghadapi orang ini.
Aku tidak bisa menyesalinya meskipun Aku mau.
Aku menyadarinya setelah memakannya bahwa memakan orang ini adalah pilihan terakhir.

Ya, Aku memakan orang ini.
Aku telah memakannya.
Aku mencabutnya dari dindingnya dengan benang dan membunuhnya dengan mudah menggunakan "Taring Beracun" tanpa mengetahui terror asli orang ini.
Aku ingin memperingati diriku yang sebelumnya yang mengatakan 'itadakimasu' dengan santainya.

Rasanya sangat tidak membuat selera.

Rasanya bukanlah rasa dunia lagi.
Setelah terlahir kembali sebagai laba-laba, Aku telah memakan berbagai hal aneh, tapi yang ini lain dari yang lain.
Rasanya sangat tidak membuat selera sampai-sampai HPku berkurang.
Itu sama-sekali bukan makanan.
Entah bagaimana "Resistensi Korosi"ku meningkat, tapi itu bukanlah hal yang bagus jika Aku berpikir rasional.
Jika tidak ada perasaan bahwa Aku tidak boleh meninggalkan sisa, Aku tidak akan pernah memakannya sampai habis.

Itulah mengapa, makanannya bisa langsung didapatkan.
Tapi, itu juga sekaligus dengan sakit yang amat sangat.
Yaa, mati kelaparan dan mati setelah memakan sesuatu yang tidak membuat selera. Jika Aku harus pilih mana yang Aku benci, Aku akan bilang mati.
Mari makan si serangga siput lagi jika sungguh-sungguh tidak ada harapan.
... Meskipun Aku berdoa agar itu tidak terjadi sebanyak mungkin.











Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment