Friday 2 September 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 44

44. Jalan keluar dari keputus-asaan


Aku selamat.
Aku nikmati kebahagiaannya.
Aku selamat. Betapa indahnya hal itu.

Keputus-asaan dalam hatiku perlahan-lahan terkikis saat Aku berpikir itu.
Apa yang harus kulakukan mulai sekarang?



Sarangnya telah dihancurkan.
Hancur habis-habisan.
Aku pandang tempat serangannya yang sepertinya adalah sebuah nafas.

Sebuah kawah raksasa telah terbentuk pada dindingnya itu.

Haha.
Ini lucu.
Mengapa ada kawah pada dindingnya?
Bukankah sebuah kawah terbentuk saat ada meteor jatuh ke tanah?
Mengapa hal seperti itu terbentuk pada dinding vertikal?
Terlebih lagi, ini bahkan menembus batu raksasanya.
Ini lucu, kan?

Walaupun Aku tercengang dan tak berdaya, si lebah-lebahnya tidak menyerangku.
Mereka mungkin saja ketakutan karena Naga Buminya juga.
Yaa, lagipula ia adalah makhluk yang terlalu kuat.
Tidak terelakan untuk takut padanya.
Bahkan Aku ketakutan.

Serius, apa yang harus kulakukan mulai sekarang?
Barangkali bisa untuk menembus para lebahnya dan kembali ke gang sebelumnya.
Itu hanya mungkin jika Aku mengabaikan si Naga Buminya.
Kali ini, Aku bisa selamat dengan beruntung.
Tetapi, jika hal yang sama terjadi lagi, Aku tidak berpikir Aku bisa selamat.
Aku rasa bahwa pergerakan si Naga Bumi menunjukkan bahwa ia dengan jelasnya menganggap sarangnya sebagai sesuatu yang mengganggu.
Kalau tidak, tidak mungkin ia akan menembakkan serangan seperti itu.
Dengan kata lain, tindakan membuat sarang akan lebih dipandang oleh si Naga Bumi di yang akan datang.

Maka, Aku tidak bisa membuat sarangnya.
Atau mungkin harus Aku katakan bahwa Aku tidak bisa melakukan hal tersebut karena Aku ketakutan.
Hatiku sudah terhancurkan.
Aku tidak ingin melakukan sesuatu yang bisa membuat marah si Naga Bumi.

Meskipun itu adalah kesalah pahaman bahwa si Naga Bumi menghancurkan sarangku tanpa arti yang penting.
Karena ia adalah makhluk seperti itu, ada kemungkinan bahwa ia menyerang dengan anggapan seperti itu.
Tetapi, untuk si lemah diriku, bagaimanapun hasilnya tidak akan berubah.
Aku akan mati jika Aku bertemu si Naga Bumi.
Hanya itu.

Aku berhasil menghindarinya dua kali.
Aku dianugerahi dengan keberuntungan dua kali.
Tapi, Aku tidak merasa ini hanya beruntung.
Apakah ia tidak melihatku yang sembunyi setiap waktu?

Aku rasa begitu.
Aku ingin berpikir begitu.
Kalau tidak, Aku tidak memiliki apapun untuk diandalkan.

Caraku satu-satunya untuk selamat.
Aku akan sembunyi dengan tulusnya dan bagaimanpun kabur dari biosfer Naga Bumi ini.
Ini satu-satunya jalan.

Skill yang Aku bisa andalkan adalah "Mata-mata"
Walaupun Aku kira bahwa ini tidak terlihat berguna saat Aku mendapatkannya, sekarang ini adalah sumber penyelamatku.
Level skillnya adalah 5.
Terus terang saja, ini agak tidak bisa diandalkan.
Tapi, Aku harus melakukannya.

Aku kokohkan keyakinanku.
Pertama, Aku harus pastikan kemana si Naga Bumi perginya.
Aku perhatikan tanahnya.
Jejak kaki si Naga Bumi tertinggal dengan agungnya.
Aku lihat destinasi dimana perginya jejak kaki si Naga Bumi.
Ada sebuah gang besar.
Si Naga Bumi ada didalamnya.
Aku tegang hanya dengan mengetahuinya.

Aku berjalan kearah gang berlawanan dari yang dimasuki si Naga Bumi.
Sudah jelas.
Siapa yang mau pergi kearah yang sama dengan si Naga Bumi.
Aku tidak tahu kemana jalan ini akan mengarah.
Terus terang saja, Aku merasa bahwa Aku harus mengabaikan perasaanku dan panjat jurangnya.
Tapi lagipula, itu mustahil.
Bukan alasan, hanyalah hatiku yang menolaknya.
Aku berjalan hati-hati dan pelan-pelan sambil menyembunyikan diriku.
Aku jadi ingin senjata mata-mata terbaik yaitu kardus. (TLN: Untuk yg g tau maksudnya, coba periksa Kardus Metal Gear Solid)
Fuu.
Apa Aku sudah sedikit tenang?

Itu mengingatkanku bahwa HPku lumayan berkurang saat Aku jatuh, tapi sekarang, HPnya sudah penuh kembali.
Berkat "Pemulihan HP Otomatis"
Aku harusnya menggunakan skill poinku untuk ini daripada "Deteksi".
Yaa, bagus sih Aku bisa mendapatkannya sendiri.
Aku tidak ada waktu untuk memastikannya barusan, tapi seberapa cepat pemulihannya?
Karena masih di level rendah, harusnya tidak bisa memulihkan dengan cepat, tapi harusnya aman untuk mengabaikan luka ringan.

Ah, dan yang Aku penasaran adalah Stamina total merah yaitu SPnya tidak berkurang.
Mengapa tidak berkurang?
Karena ini tidak pernah terjadi sebelumnya, pasti ada suatu kondisi yang menghentikan pengurangannya, tapi Aku tidak tahu apa itu.
Jangan bilang bahwa sebenarnya staminanya berkurang tapi tidak muncul dalam statusnya karena bug? (TLN: Untuk yang tidak tahu, bug itu seperti rusak/error/kesalahan pada suatu sistem)
Aku tidak ingin kehabisan stamina dengan tiba-tiba.
Tidak, Aku percaya pada Penaksiran-san?
Aku percaya bahwa kau adalah seorang anak yang mapan?
Aku percaya, tapi saat kupikir tentang angka terkhianatinya....
Aku sungguh percaya?

"Penaksiran"nya mungkin naik level sebentar lagi.
Sudah lumayan lama sejak naik level sebelumnya dan Aku tetap terus menggunakan "Penaksiran" di setiap waktu.
Saat memikirkan tentang kemajuan besar setelah mencapai level 6, Aku bisa menaruh harapan pada naik level berikutnya.
Aku akan berterimakasih jika Aku bisa melihat skill-skillnya.
Ini lumayan tidak nyaman untuk tidak bisa mengetahui efek dari skill-skillnya.
Ditambah lagi, diantara efek skill yang tak diketahui, mungkin ada satu yang bisa membalikkan keadaan ini.
Aku rasa Aku berharap terlalu besar, tapi mungkin itu bisa sedikit memperbaiki keadaan ini.

Aku ingin bahkan sekecil keunggulan untukku agar bisa lari dari keadaan putus asa ini.
Apakah ada skill yang bisa mengetahui lokasi musuh?
Jika ada, maka Aku bisa jalan sambil memastikan posisi si Naga Bumi.
Walaupun "Deteksi" bisa digunakan, itu tak akan membantu.

Aku ingin sebuah map juga.
Aku bahkan tidak tahu apakah jalan ini menuju tempat aman atau tidak.
Mungkin, ada kemungkinan bahwa Aku mengarah persis kedalam area berbahaya.
Jika itu terjadi, akankah Aku mati?

Bagaimanapun juga, Aku tidak ada pilihan kecuali percaya pada keberuntunganku yang buruk.
Kumohon, jadikanlah jalan ini menuju tempat lebih aman dari sekarang.







Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment