Friday 23 September 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 51

51. Bukannya bagus kalau tau kekuatan lawan?


Aku terus sembunyi dibalik bayangan batu.

『Daznach Elro LV23
Status
 HP:786/818(Hijau)
 MP:335/335(Biru)
 SP:779/779(Kuning)
   :723/781(Merah)
 Gagal menaksir statusnya』



Orang itu berjalan pelan-pelan dari batu tempatku berada.
Aku penasaran apa itu?
Gimana jelasinnya ya? Itu adalah seekor ikan raksasa dengan lengan dan kaki. Un, terlihat sedikit berbeda.
Itu makhluk misterius tak diketahui.

Yaa, tidak bermasalah meskipun itu makhluk misterius.
Tidak, itu bermasalah.
Bahaya jika Aku ditemukan.

Tapi, ada yang lebih penting dari hal itu!
Ya, si Penaksiran-san berhasil lagi!
Aku bisa melihat status lawan!
Walaupun Aku hanya bisa melihat HP, MP, dan SP, bukankah itu luar biasa?
Walaupun tingkat berhasilnya tidak terlalu tinggi, berhasilnya sekali dalam tiga atau empat kali menaksir, namun tetap saja bagus untuk mengetahui beberapa status lawannya.

Kekuatan lawannya bisa diketahui meski hanya dengan menurut nilai angka dari HP, MP, dan SPnya.
Aku tidak boleh menghadapi lawan dengan status yang jelas berbeda.
Strategi, hargai nyawaku.

Ini pola dimana Aku tidak boleh menghadapi si makhluk misterius yang akan lewat sebentar lagi.
Karena ia memiliki nilai angka yang aneh.
Apaan tuh HPnya 818?
Masih akan ada sisa meskipun kau membunuhku 20 kali.
Bukannya itu terlalu tinggi?
Makhluk misterius itu yang memiliki muka jelek memiliki status seperti ini, jadi si Naga Bumi pasti memiliki HP 4 dijit.
Nai wa.

Walaupun ini sesuatu yang Aku harus ketahui dalam beberapa hari ini, semua monster yang memiliki level lebih dari 10 itu kuat.
Aku rasa itu yang disebut monster level lanjut yang tidak berevolusi pada level 10.
Oleh karena itu, meskipun levelnya kurang dari 10, jika ada spesies yang sama sebelumnya yang memiliki level lebih dari 10, Aku harus bersiap kabur.
Sebaliknya, monster yang tidak memiliki level lebih dari 10 meskipun Aku cari-cari, ia mungkin saja lemah.

Tetapi, hal yang mengejutkannya adalah, bahkan yang lemah-lemah yang Aku sering buru memiliki status lebih tinggi dariku.
Bahkan ada orang dengan HP 3 dijit.
Rasanya seperti "Iya apa? Lu beneran sekuat itu?.
Yaa, jika Aku melawannya langsung, maka Aku tidak akan bisa menang.
Aku akan kerahkan semuanya pada serangan kejutan.
Disaat itulah Aku berpikir begitu.

Tetapi, jika berpikir begitu, mereka tingkatnya lebih tinggi dariku meskipun Aku memanggilkan si lemah-lemah.
Dan "Benang Laba-laba" yang bisa membelenggu monster bertingkat lebih tinggi tanpa masalah itu skill yang lumayan kuat.
Jika Aku tidak memiliki ini, Aku tidak akan hidup saat ini.
Walaupun statusnya penting, skillnya juga penting.

Jika begitu, maka Aku ingin cepat mengetahui skill lawannya.
Jika Aku tahu skillnya, Aku akan mendapat keuntungan untuk melawannya.
Jika kau menghapus skillku, maka kecepatan satu-satunya keuntunganku.
Jika api digunakan sebagai penangkal "Benang Laba-laba" dan "Taring Beracun" di netralisir dengan obat, Aku tidak akan bisa menang.
Oou.
Ini buruk. Penangkal skill itu buruk.
Jika persiapan seperti itu dibuat dengan tepat, Aku tak ada pilihan kecuali mati!

Yaa, Aku tidak berpikir bahwa monster-monster ini memiliki kepintaran semacam itu.
Itulah mengapa monster lemah sepertiku bisa hidup.
Lagipula, kepintaran itu penting.
Itulah kekuatan terkuat manusia.

Hmm.
Manusia.
Dungeon ini, Aku penasaran seberapa yang telah dijelajahi manusia?
Pertama dan terakhir kali Aku melihat manusia adalah saat sarangku dibakar mereka.
Walaupun jejak kaki manusianya masih ada, setelah itu, saat Aku menjelajahi area labirin, Aku jarang melihatnya.
Tempat ini disebut labirin terbesar dunia, jadi mungkin penjelajahannya tidak berjalan?

Jika dipikir-pikir, Aku aman karena Aku bisa makan monster, tapi manusia harus membawa makanan.
Di labirin yang lebar ini, membawa makanan yang besar itu penting jika mereka ingin menjelajahinya.
Hanya dengan itu saja, sudah lumayan sulit dan melawan monster juga penting.
Keadannya akan berubah jika ada skill yang sangat enak untuk menyimpan barang-barang di ruang lain seperti "Item Box" atau sihir, tapi tetap saja itu tidak merubah bahwa penjelajahannya sulit.

Pendapatku, jarak yang bisa dijelajahi seorang manusia hanyalah satu bagian dari lapisan atas.
Jika begitu, maka Aku bisa mengerti mengapa jejak kakinya tidak terlihat dijalanku.
Apakah tempat dimana jejak kakinya tidak bisa dilihat batas jarak manusia?

Hmm?
Tapi, tunggu?
Maka, tempat dimana Aku menemukan jejak kakinya untuk pertama kalinya dimana si laba-laba super-raksasa dan kerumunan monster-monster kuat itu berada, bagaimanapun kulihat, bisakah manusia menjelajahi itu?
Eh, bisakah area itu dijelajahi?
Meskipun ibuku ada disana?
Apa 'itu' bisa dikalahkan?
Mustahil.
Jika perkiraanku benar, maka tidak aneh jika 'itu' setara dengan si Naga Bumi.
Apa 'itu' bisa dikalahkan?
Bukannya mustahil?
Maksudku, jika tidak mustahil, jadi seberapa kuat seorang manusia?

Aku telah memikirkan hal yang tak enak.
Jika Aku asumsikan bahwa para manusia cukup kuat untuk mengalahkan ibuku, maka Aku harus menyerah untuk pergi keluar.
Aku tidak akan selamat bagaimanapun Aku melawan.
Jika begitu, tinggal di dungeon ini lebih baik.

Untuk sementara waktu, mari jadikan mencapai lapisan atas tujuannya.
Mari lihat tempat dimana manusia tidak datang saat Aku mencapai lapisan atas.
Tidak, sebelum itu, haruskah kuambil risiko dan taksir status manusianya?
Yaa, tak perlu buru-buru.
Aku bahkan tidak tahu apakah Aku bisa mencapai lapisan atas atau tidak.







Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya

No comments:

Post a Comment