Friday 30 September 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? S8

GueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGueGue


S8. Ensiklopedi skill


Gue tidak bisa melepas mata Gue dari buku didepan Gue.

"Gimana? Hebat, kan?"



Orang yang mengatakan itu dengan wajah sangat puas adalah Kanata alias Katia, si putri adipati.
Semenjak upacara penaksiran, Katia sering datang main dengan Gue,
Pad awalnya, Gue memanggilnya Kanata, tapi katanya itu terdengar janggal, jadi Gue dibilang untuk memanggil namanya saat ini.
Karnatia, julukannya Katia.

Tapi, Katia memanggil Gue Shun seperti biasa.
Gak ada rasa aneh saat dia memanggil Gue Shun karena nama Gue Shurein, jadi sepertinya telah ditetapkan panggilan Gue seperti biasa.
Walaupun Gue gak keberatan, masalahnya adalah orang-orang disekitar kami mengira bahwa Gue dan Katia cukup akrab untuk memanggil satu sama lain dengan julukan.
Walaupun benar kami memang akrab, Katia sekarang adalah seorang gadis.
Ada beberapa yang menganggap akrabnya seperti itu juga.

Yang paling pertama adalah si adik perempuan, Suu yang menempatkan dirinya diantara Katia dan Gue.
Setiapkali Katia datang main, Suu akan memberungut padanya dengan wajah yang mengerikan dan ia akan menempatkan dirinya diantara Katia dan Gue.
Katia langsung cengir setiapkali itu terjadi.
Walaupun Gue berniat untuk menjadi seorang kakak yang ideal, mengapa jadi begini....

"Ini adalah ensiklopedi skill yang dipegang kediaman keluarga Adipati. Yang selengkap ini masih belum muncul di pasar-pasar"

Perincian dari skill-skill yang telah dipastikan tertulis didalam buku ini dengan jelas.
Belum lagi efeknya, bahkan kondisi mendapatkannya juga tertulis.
Ini seperti buku panduan bermain.

Ngomong-ngomong, intonasi Katia lumayan mengubah suasananya saat ia berbicara dalam bahasa Jepang atau bahasa dunia ini.
Berlawanan dengan intonasi seorang pria Jepang, karena ia seorang bangsawan, intonasinya terdengar seperti seorang ojou-sama.
Karena Gue tahu siapa dalamnya, pada awalnya Gue hampir ketawa terbahak-bahak karena saking bedanya, tapi sekarang Gue sudah terbiasa.

"Luar biasa. Jika Gue memiliki ini, Gue bisa dapatkan skill apapun yang Gue mau"
"Tidak begitu. Waktu itu terbatas. Lu harus memutuskan skill-skill yang lu ingin dapatkan terlebih dahulu, dan lu harus gunakan waktu terbatasnya dengan efisien"

Gue agak gempar dan Gue balikkan halamannya satu per satu.
Jika ada skill yang diketahui, maka ada juga skill yang tak diketahui.
Saat Gue lihat ada skill yang tak diketahui yang sepertinya memiliki efek tinggi, tangan Gue tak terasa berhenti.

"Shun dan Suu, kalian berdua sudah mendapatkan semua skill status dasarnya, kan? Maka kalian perlu meningkatkannya selagi masih kecil"

Skill status dasar adalah skill-skill yang meningkatkan status seperti "Hidup", "Jumlah Sihir", "Kuasa", dll.

"Skill-skill status dasarnya akan berevolusi segera sesudah mencapai level 10. Efeknya akan meningkat satu tingkat, dan diatas itu, perbaikan pertumbuhannya berlanjut sampai naik level. Sekarang ini, level kita hanya 1 karena kita masih belum menghadapi monster. Jika kita mendapatkan skill-skill ini yang memiliki perbaikan pertumbuhan sebelum naik level, maka ini pastinya akan berguna di masa yang akan datang"

Level kami masih 1.
Level naik bukan hanya dengan membunuhi monster, tapi juga naik dengan membunuh sebuah makhluk.
Karena kami belum mendapatkan izin untuk melawan monster, maksud Gue, kami belum mendapatkan izin untuk keluar, untuk saat ini, level kami tak akan meningkat.

Tetap saja, statusnya meningkat perlahan-lahan dengan pertumbuhan dan latihan.
Tetapi, statusnya hanya berubah dengan ekstrim saat naik level.

"Jika bisa, Gue ingin mengevolusikan skill-skillnya dua kali, tapi memang, itu sedikit berambisi"

Saat level skillnya menjadi 10, skillnya akan berevolusi dan perolehan skill bisa didapatkan. Ada berbagai keuntungannya.
Tetapi, lebih tinggi levelnya, lebih sulit meningkatkannya. Kecakapatan skill yang dibutuhkan naik per level, jadi meningkatkan sampai level 10 itu lumayan sulit.

"Statusnya akan mulai berubah pesat saat skillnya telah berevolusi ke "Ketabahan", "Benteng", "Idaten", dll. Akan terasa memuaskan jika levelnya berevolusi ke situ. Gue ingin mencapai mencapai tingkat sebelumnya dengan cara apapun"
"Iya ya. Tapi, tak terkira bahwa tidak ada skill yang bisa meningkatkan pendapatan EXP atau kecakapan skill"

Dalam kasus seperti RPG, itu pendamping yang sangat berguna untuk pertumbuhan. Tidak ada skill seperti "Tambahan EXP".

"Ya. Dan, lu sadar ga?
"Ya"

Gue lihat skill yang tertulis didalam ensiklopedi skillnya, dan Gue mengerti apa yang ingin dikatakan Katia.
Walaupun Suu melihat ensiklopedi skillnya dengan Gue, Suu sepertinya tidak menyadarinya.
Rasanya misterius dan meskipun Katia dan Gue menyadarinya, Gue kayanya merasa tak puas.

"Tidak ada skill bertipe produksi"
"Dilain pihak, hanya ada skill untuk bertempur"

Ya, meskipun memiliki jumlah skill sebanyak itu yang tertulis didalam sebuah buku, tipe produksi atau yang disebut-sebut skill non-tempur tidak ada sama sekali.
Ada skill-skill yang terlihat seperti skill tipe produksi jika digunakan, tapi semuanya hanyalah efek sekunder dari skill tempur.
Meskipun adanya skill sebanyak ini, ada rasa aneh bahwa semua skill-skillnya hanya memiliki isi sepihak.

Ini rasa yang aneh yang bisa kami sadari mungkin karena Katia dan Gue telah bermain game-game di Jepang.
Orang-orang yang hidup di dunia ini, asalnya pasti percaya bahwa skill adalah hal seperti itu.

"Seolah-olah dunia ini untuk bertarung"

Gue merasa takut dalam diri Gue sendiri pada kata-kata yang Gue ucapkan.
Dunia dimana level tak akan naik kecuali sesuatu itu terbunuh.
Hanya skill bertipe tempur.
Seolah-olah dunianya sungguh mendorong untuk bertarung.

"Walaupun ini sesuatu yang masih belum terkenal, pasukan Raja Iblis sepertinya sedang meningkatkan persenjataan mereka dengan cepat"
"Itu...."
"Mungkin sekali suatu hari mereka akan menyerang. Sampai itu terjadi, kita harus menjadi lebih kuat sebisa mungkin"

Gue ngangguk pada kata-kata Katia.










Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya

No comments:

Post a Comment