Thursday 1 September 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 43

43. Laba-laba vs Naga Bumi....Eh?


Setelah mengalahkan grup pertama tanpa kesulitan, Aku diserang oleh lebahnya terus-menerus.
Aku berhasil menghabisi grup kerdua tanpa masalah, tapi setelah itu ada masalah.
Banyak grup datang untuk menyerangku bersamaan.
Nai wa.
Tidak, ini adalah hal yang benar untuk dilakukan dari sudut pandang si lebah.
Untuk sisi yang diserang, Aku lebih suka jika mereka tidak datang dengan jumlah yang besar.
Meskipun Aku aman didalam sarang, tapi ada rasa tertekan.
Dikepung terus-terusan oleh lebah yang beterbangan dan bisingan kepakan sayapnya. Kondisi apa ini?



Aku mengeluh sambil melihat ke sekitar.
Sejauh Aku bisa melihat, lebah, lebah, lebah.
Beneran, apa kalian ini?
Saat sebanyak ini berkumpul, suara bisingnya menggemparkan.
Suaranya sangat berisik.
Aku tidak bisa tidur karena terlalu berisik.

Ditambah lagi, jika Aku membunuh sebanyak ini dengan giatnya, Aku tidak akan bisa memakan semuanya.
Walaupun mungkin berkat skill "Makan berlebih" bahwa Aku bisa makan lebih dari sebelumnya, tapi masih ada batas untuknya.
Setiap satu dari mereka sudah besar, mendapatkan 5 dalam segrup itu terlalu banyak.
Berkatnya, itu membuat level skill "Makan berlebih" naik ke 3.

Hal yang paling masalah untukku Aku ialah pelebaran sarangnya yang tertunda karena lebah-lebahnya.
Tujuan pertamaku adalah untuk kabur dari sini.
Bukan untuk melayani si lebah.
Akan tetapi, lebah-lebahnya menyerang terus-menerus, mengakibatkan pembangunannya tidak berjalan.
Jika saja mereka tidak menyerangku. Aku sudah mendapatkan makanan yang cukup, jadi mereka harusnya pergi biarkan Aku sendiri.
Yaa, mereka tidak tahu keadaan seperti itu.

Aku tidak ada pilihan kecuali untuk menjalankannya dalam jeda waktu antara serangannya.
Saat mereka berhati-hati seperti ini, sudah menjadi tindakan bunuh diri untuk keluar dari sarangnya.
Sepertinya mustahil untuk menggunakan keunggulan kecepatanku untuk maju.
Meskipun kecepatanku adalah 369, Aku tidak bisa menampilkan banyak kekuatan pada dinding vertical dan Aku bisa melihat masa depan dimana Aku tertusuk oleh si lebah-lebah sambil memanjat.

Ah, sialan.
Aku tidak ingin pelan-pelan nih.
Aku tidak tahu kapan Naga Bumi itu akan muncul tiba-tiba.
Si Naga Bumi, tiba-tiba?

Tiba-tiba, merinding dahsyat menjulur.

Apa ini?
Ini bahaya, bahaya, bahaya, bahaya, bahaya, bahaya, bahaya, bahaya, bahaya, bahaya, bahaya, bahaya!!!
Aku tidak ingin melihatnya.
Walaupun Aku tidak ingin melihatnya, Aku harus melihatnya.

『Naga Bumi Alaba LV31 Gagal menaksir statusnya』

Orang yang Aku takuti, datang.
Terlebih lagi, ia melihat pada sarangku.

A-apa yang harus kulakukan?
Tidak, Aku tidak bisa melakukan apapun.
Mustahil untuk melakukan sesuatu.
Tidak mungkin Aku bisa melakuka sesuatu terhadap 'itu'.
Hal yang bisa kulakukan hanyalah berdoa agar ia mengabaikanku.

Doa seperti itu terabaikan.

Si Naga Bumi membuka mulutnya.
Bicara tentang senjata terkuat dari naga, itu pasti serangan nafas.

Suara raungan bergemuruh.
Sebuah ledakan berputar-putar.
Pusaran kehancuran mengamuk.

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Walaupun Aku tidak tahu, hanya ini yang menjadi jelas.
Sarangku menghilang bersama dengan batu raksasa yang dibuat sebagai fondasinya.
Bukan hanya batu raksasanya, dinding yang dibelakangnya berlubang besar.
Retakan besar menjulur pada dinding sekitar dari pusat ledakannya.
Terlebih lagi, batunya terpisah dari dindingnya perlahan-lahan.
Dengan tepatnya, runtuh.
Kalau untuk sarangku, lebih dari setengah menghilang saat ledakannya.
Sisa bagian atasnya juga hancur setelah tertelan oleh dinding yang runtuh.

Aku tadi berada di bagian atas.
Mungkin saja, Aku menghindari kena langsung dari serangannya yang sepertinya adalah sebuah nafas.
Aku jatuh bersama dengan jaring-jaring sekitar.
Aku menghantam lantainya tanpa bisa melakukan apapun.
Aduh.
HP berkurang habis-habisan.
Tapi, Aku masih hidup.
Walaupun Aku hidup, Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
Semuanya tergantung pada si Naga Bumi.

Aku tertutup dalam jaring-jaringnya.
Meskipun ini benangku sendiri, Aku akan tetap tertempel padanya jika Aku menyentuh bagian lengketnya.
Tapi, hal seperti itu bukanlah masalah sekarang.
Ini mungkin saja keberuntungan.
Badanku tertutupi dalam helaian benang, jadi Aku tidak bisa terlihat dari luar.
Batu yang jatuh juga tidak akan langsung mengenaiku.
Ia mungkin tidak akan melihatku jika Aku terus bersembunyi disini.

Berharap seperti itu, Aku tahan nafasku.
Entah bagaimana Aku berhasil menahan badanku yang bergemetar dengan takutnya.

《Kecakapan skill tercapai. Mendapatkan skill 『Resistensi Takut LV1』》

Gemetarannya agak reda.
Tetap saja, ini seram.
Badanku gemetaran tak berdaya.
Ini seram, seram, seram, seram, seram, seram, seram, seram, seram, seram!

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Mata-mata LV2』 telah menjadi 『Mata-mata LV3』》

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Resistensi Takut LV1』 telah menjadi 『Resistensi Takut LV2』》

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Mata-mata LV3』 telah menjadi 『Mata-mata LV4』》

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Resistensi Takut LV2』 telah menjadi 『Resistensi Takut LV3』》

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Pemulihan HP Otomatis LV1』 telah menjadi 『Pemulihan HP Otomatis LV2』》

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Resistensi Takut LV3』 telah menjadi 『Resistensi Takut LV4』》

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Mata-mata LV4』 telah menjadi『Mata-mata LV5』》

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Resistensi Takut LV4』 telah menjadi 『Resistensi Takut LV5』》

Si suara langit menarik kembali kesadaranku.
Atau, mungkin itu berkat "Resistensi Takut"nya yang naik langsung banyak level sambil Aku bergemetaran.
Aku tidak tahu seberapa lama Aku telah bersembunyi disini.
Dilihat dari naik level skillnya, Aku mengerti bahwa Aku telah menahan nafasku untuk waktu yang cukup lama.
Walaupun Aku kira bahwa Aku bisa cek staminanya untuk tahu waktunya, untuk beberapa alasan staminanya tidak berkurang.

Aku lepas benang yang menempel pada badanku dengan "Kendali Benang".
Aku telah mengerti bahwa sifat "Benang Laba-laba"nya bisa diubah beberapa tingkat jika Aku menyetarakannya dengan "Kendali Benang".
Aku kurangi pelekatannya dan melepasnya dari badanku.
Aku merangkak keluar dari helaian benangnya pelan-pelan.
Si Naga Bumi tidak ada disitu lagi.

Aku selamat.







Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment