Thursday 17 August 2017

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 84

84. Laba-laba vs Drake Api ⑤


Cukup dengan kenyataan Aku kabur ke langit-langit, situasi ini sangat tidak bagus.
Pergerakanku lebih lambat saat Aku menempel di langit-langit dibandingkan di tanah.
Aku sudah harus kerahkan seluruh tenagaku meski di tanah, jadi Aku tidak akan bisa menghindari serangan si lele selamanya.
Jika Aku tidak cepat kembali ke tanah, Aku akan dengan mudah ditembak.

Tetapi, sulit dikatakan kalau si lele masih tenang.
MPnya sudah sangat berkurang.
Jika Aku ubah MPnya yang tersisa, akan menjadi 3 "Nafas Api" dan 16 bola api.
Jika kubandingkan dengan saat awal-awal, MPnya sudah sangat berkurang.
Tapi dia masih memiliki tenaga yang cukup untuk menembakku yang berada di langit-langit.

Antara Aku kembali ke tanah duluan atau si lele menembakku duluan.

Aku mulai bergerak.
Menuju dinding terdekat.
Tapi kelihatannya si lele telah mengatisipasinya.
Sebuah bola api ditembak dengan akuratnya untuk menghalangi pergerakanku.
Sulit untuk menghindar sambil menempel di langit-langit.
Aku tidak bisa mengkhawatirkan indikator kuningku sekarang.
Aku hindari bola api yang datang dengan seluruh kecepatanku.

Aku tidak ada pilihan kecuali menerobos dengan mengandalkan "Konsumsi SP Menurun" dan "Kecepatan Pemulihan SP".
Aku harus mendekat ke dinding dengan segala cara sebelum indikator kuningku terkuras.

Aku berhasil menghindari bola api yang datang.
Tapi karenanya, Aku tidak bisa mencapai dindingnya.
Sementara itu, indikator kuningku berkurang.
Ini buruk.
Kalau indikator kuningku terkuras, bahkan menempel di langit-langitnya juga sulit.
Aku harus mencegah itupun dengan segala cara.

Meskipun Aku berpikir begitu, karena bidikan bola api yang sempurna, tidak akan berjalan seperti yang kuharap.
Dan, akhirnya, indikator kuningku terkuras habis.
Kelelahan langsung masuk kedalam tubuhku.
Bola apinya datang tanpa ampun.

Kuu!

Aku perkirakan Aku takkan bisa menghindarinya, dan tentu saja, Aku lompat ke udara.
Bola apinya meletus dengan dekat, dan ledakannya memukul badanku.
Entah bagaimana Aku berhasil mengendalikan badanku yang berputar, dan Aku tembakkan seutas benang.
Benang yang menempel pada dindingnya langsung kutarik.
Sebuah bola api melewati tempat udara Aku berada sesaat lalu.

Badanku berayun sepertu pendulum, dan Aku berhasil mendarat di atas tanah tanpa jatuh kedalam magma.
Sebuah bola api terbang ke tempat itu tanpa ampun.
Dengan momentum dari pendaratan, Aku berguling untuk menghindari bola apinya.

Sakit.
Sebagai kompensasi Aku terus bergerak meski indikator kuningku telah terkuras habis, Aku merasakan sesak nafas berat, kelelahan fisik yang menyerang seluruh badanku dan sakit.
Aku mengabaikannya dengan paksa dengan kekuatan "Penghapusan Sakit" dan "Peredaan Sakit".

Karena si lele sedang mempersiapkan "Nafas Api".

Aku cambuk badanku yang gemetar dan lari dengan kecepatan penuh.
Di tepi pandanganku berwarna merah api.
Panas mendekat dari belakang.
Aku lari untuk melepaskan diri.
Dan, Aku menghindari "Nafas Api"nya.

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Penghindaran LV6』 telah menjadi 『Penghindaran LV7』》

Setelah menghindari "Nafas Api"nya, Aku hembuskan nafasku yang terakumulasi.
Indikator kuningku mulai pulih.

Tidak ada lagi bola api yang terbang.
Akhirnya, MP si lele telah habis.
Si lele yang telah kehilangan serangan jarak jauhnya, merangkak ke daratan dan mulai menampilkan dirinya.

Hanya mukanya yang mirip lele.
Yang satu ini memiliki kemiripan dengan Naga Timur, seekor drake yang memiliki badan panjang. (TLN: Naga Timur saya terjemahkan dari Orient Dragon, yaitu naga yang digambarkan oleh orang-orang timur (khususnya cina), contohnya seperti Shenlong di Dragon Ball)
Meskipun MPnya terkuras habis, penampilanku tertangkap dalam matanya seperti biasa.
Sepertinya Aku telah dianggap sepenuhnya sebagai seorang lawan.
Pada awalnya, mungkin ia ingin menghancurkanku karena Aku seperti perusak pemandangan, tapi di pertengahan ia mulai serius menembakkan bola apinya.
Ia sudah sangat serius ketika ia menghembus "Nafas Api"nya.
Rupanya ia tidak terlihat senang Aku terus berhasil menghindar.

Meskipun Aku kabur seperti ini, Aku tidak berpikir dia akan membiarkanku.
Meskipun MPnya sudah habis, SPnya masih dalam kondisi bagus.
Dibandingkan itu, SPku sangat terkikis.
Sebagai kompensasi terus bergerak meski indikator kuningku sudah terkuras habis, jumlah indikator merahku telah berkurang sampai titik yang tidak bisa diabaikan.
Karena masih ada simpanan skill "Makan Berlebih", Aku tidak akan jatuh tiba-tiba, tapi kalau sampai adu fisik, pastinya Aku akan kalah.

Mustahil untuk lepas darinya.
Maka, hanya ada satu cara.
Tidak ada cara selain melawan dan menang.

Jika dilihat dari jumlah angka statusnya, Aku tidak ada kesempatan menang.
Tapi, kemenangan bukan hanya tentang jumlah angka.
Walaupun bisa dimengerti jika bertarung meski tidak enak, skill adalah elemen terpenting di dunia ini.

Dari awal, dengan perbedaan jumlah angka sebesar ini, sebuah keajaiban Aku masih hidup.
Pasti skillnya yang menciptakan keajaiban ini.
Kekuatan skillnya telah ditunjukkan dengan maksimum, dan berkatnya perbedaan dalam statusnya terisi, oleh karena itu, Aku berhasil membuat si lele merangkak kedalam arena yang sama.
Meskipun perbedaan dalam status memang perbedaan yang besar, namun itu bukan perbedaan mutlak.
Perbedaannya cukup diputar balik dengan skill.

Dan semua skill si lele telah kulihat semua.
Sekarang karena MPnya telah terkuras habis, skill yang perlu Aku khawatirkan adalah "Akurasi" dan "Penghindaran", dan combo "Koreksi Kemungkinan".
Dan kemampuan bertahannya, "Sisik Naga".
Teknik level 3 "Drake Api".
Dan kekuatan fisik hanya karena badannya yang besar.

Ia adalah musuh yang lumayan berat meski dilihat hanya segini.
Tapi, Aku masih punya senjata andalan.
Senjata terkuatku, serangan Racun Mematikan.
Kemampuan bertahan tidak ada gunanya terhadap serangan ini.
Serangannya bahkan bisa merusak pertahanan sisiknya, dan Racun Mematikannya akan menghancurkan tubuhmu.
Sampai akhir, Aku hanya bisa mengandalkan skill-skillku.
Aku hanya melampauinya dalam skill.
Tapi, ada juga kemungkinan untuk melampauinya.

Kami berdua kurang dalam kemampuan bertahan.
Kalau serangannya berhasil, kemenangannya berhasil. Sebuah pertarungan yang sekali kena mati.
Maka, yang menjadi langkah kemenangannya adalah....

Dan ronde kedua diatas tanah mulai tanpa aba-aba.







Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment