Wednesday 16 March 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 6

6. Aku tidak menyesal setelah mengunyahnya


Kelihatannya aku ketiduran setelah merasa lega membuat rumah baru ini.
Ada getaran terkirim dari benangnya yang terikat ke kakiku dan itulah yang membangunkanku.
Semua ini rasanya seperti mimpi saat Aku bangun tapi ini bukan mimpi.
Yaa, un.
Aku sudah tahu itu.


Aku meregangkan badanku setelah bangun.
Semua kakiku dengan tajamnya mereang.
Rasanya agak jijik.

Aku mendorong diriku dan Aku mengarah ke benang yang masih bergetar.
Dipandanganku, benangnya ada di gang sebelah kiri yang merentang ke benang bagian bawah.
Kelihatannya ada sesuatu yang tertangkap.
Mangsa pertamaku.

Aku mendekatinya dengan hati-hati.
Disaat mencapai jaringnya, ada sesuatu dengan warna pelangi yang terang berbentuk badan yang tidak asing lagi tertangkap di jaring.

『Kodok』

Un.
Ini beneran bentuk seekor kodok.
Meskipun ukurannya hampir setara denganku dan ia menyala dengan warna pelangi tapi kelihatannya persis seperti kodok.
Ini pertamakalinya Aku setuju dengan hasil skill "Appraisal".

Seekor kodok.
Itu bukanlah mangsa pertama yang buruk kan?
Meskipun tidak dimakan di jepang, tapi beberapa tempat ada juga yang memakannya secara normal.
Kayaknya rasanya hampir sama dengan ayam.
Untuk terus hidup, Aku bisa saja akan makan hal-hal aneh di masa yang akan datang. Jadi bukannya sekarang permulaan yang bagus?
Kalau tidak kumakan, Aku tidak yakin Aku bisa makan apapun setelah ini.

Kalau ada masalah, maka kodok ini, bagaimanapun kau melihatnya, kelihatannya ada racun didalamnya.
Tidak, dengan memiliki warna berbahaya seperti itu, mustahil ia tidak beracun.
Apa yang harus kulakukan?

Saat kusedang berpikir santainya, kodoknya meluncurkan serangan balik dengan putus-asa.
Kodok itu meludahkan cairan dengan warna berbahaya kearahku!
Ah, ini buruk!
Tanpa waktu yang cukup untuk menghindarinya, Aku terkena cairan itu dibadanku.

Arghhhhh!?

A-, Apa ini!?
Sakit, sakit!?
Apa ini racun?
Apa ini beneran racun?
Badanku yang terkena cairannya sangat sakit!?

Owaaaa!?
Ludah kedua datang!?
Tunggu!?
Gyaa!?
Kena lagi!?
Sakit, ini gak bagus!?
Mundur, mundur!

Aku gerakan kakiku yang terbelit dan entah bagaimana berhasil untuk kabur dari jarak peludahan kodok itu.
Uwaa.
Sakit banget.
Apa ini rasanya disiram asam?
Badanku tidak meleleh kan?
Meskipun Aku merasa gak enak, tapi tidak ada cermin jadi Aku tidak bisa memeriksa badanku.

Sial.
Aku dikalahkan.
Meskipun dia tertangkap, tapi dia tetap saja seekor monster. Aku harusnya tidak sembarangan.
Keputus-asaan berubah menjadi keberanian.
Bahkan seekor kodok tidak akan membiarkan dirinya dimakan oleh ular tanpa ada perlawanan.

Ah, sepertinya rasa sakitnya tidak mematikan.
Racunnya mengenai tepat dibagian kiri badanku dan belakangku.
Beberapa racunnya mengenai mana kiriku membuatku kehilangan beberapa penglihatanku.
Hmm?
Mata kiriku telah dihancurkan tapi hanya beberapa penglihatanku yang hilang.
Ah.
Apa karena Aku adalah laba-laba Aku punya banyak mata?
Bisa jadi.
Ini baru saja ditemukan.

Sekarang bukanlah waktunya untuk itu.
Rasa sakitnya tidak terlihat akan hilang.

《Kecakapan skill tercapai. Mendapatkan skill 『Resistensi Asam LV1』》

Apa?
Entah bagaimana sakitnya berkurang.
Bisakah aku mendapatkan skill tanpa menggunakan skill poin?
Huh?
Jadi untuk apa menggunakan 100 poin untuk skill "Appraisal" itu?
...Aku lebih baik tidak memikirkan itu terlalu dalam.

Bagaimanapun juga, kelihatannya aku mendapatkan sebuah skill "Resistensi Asam".
Kondisi untuk mendapatkan skillnya mungkin serangan dari kodok tadi.
Un. Tetapi, mungkin ada kondisi lain karena Aku tidak mendapatkan skillnya setelah menerima serangan itu.
Jawaban yang paling tepat pasti adalah Aku tetap mendapatkan serangan dari Asam tadi kan?

Mari tunda semua pemikiran itu dulu.
Sakitnya jadi lebih baik karena "Resistansi Asam".
Saat kupikir lagi, amarahku terhadap kodok itu mulai meledak.
Kodok itu, hanya sebagai makanan, beraninya dia menyerangku!
Tak termaafkan!
Aku sudah memutuskannya.
Aku tidak peduli kalau ia punya racun atau tidak.
Saat sudah seperti ini, Aku akan memakannya apapun yang terjadi!

Karena sudah diputuskan, waktunya maju!
Selama aku tidak meringankan pertahananku, kodok itu hanyalah mangsa yang malang yang terjebak diperangkap!

Kodoknya meludahkan bisa 3 kali.
Fu, gampang untuk menghindar kalau Aku tahu akan datang.
Aku menghindari bisa yang datang dengan elegannya dan maju kearah kodok itu.
Rasakan, tekhnik mematikanku!

Chomp!

Aku menggigitnya!
Fuhaha!
Jangan kira itu hanyalah gigitan biasa!
Aku adalah laba-laba!
Ada racun di taringku!
Saat kuberhasil memproduksi jaring, Aku berhasil mengerti hal tersebut secara natural.
Fufufu, rusaklah dari racun itu dan matilah!

Cmplung!

Hogyaou!?

Dia meludahkan racun dikeadaan seperti itu!?
Sakit Sakit!?
Masih saja sakit meskipun aku punya resistensi!

Aku terpaksa mengeluarkan taringku!

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Resistensi Racun LV1』 telah menjadi 『Resistansi Racun LV2』》

Ah, begitu.
Sekarang bukanlah waktunya untuk itu!
Kodok ini, meludahkan bisa menjijikan ini kepadaku bukan hanya dua kali tapi tiga kali!

Tidak bisa dimaafkan!
Meskipun Aku tidak ada niat untuk memaafkan kodok itu tapi sekarang makhluk itu akan tamat!

Mempercayai amarahku, Aku menyerangnya dengan gigitan kedua.
Kodoknya menggeliat dengan deritanya.
Fuhaha!
Menderitalah, menderitalah lagi!
Aku jadi kelewatan dan Aku menggigitnya lagi dan lagi.
Kodok yang meronta-ronta itu perlahan-lahan mulai melemah dan akhirnya kehabisan tenaga.




Fuu.
Akhirnya, Aku mengalahkannya.
Dengan ini sebagai mangsa pertamaku, Aku jadi tidak enak dengan masadepanku.
Tapi, Aku berhasil!

Aku langsung mencicipinya!
Kunyah Kunyah.
Zuryu Zuryu (TLN: gak tau deh suara apa ini, mungkin bagian yang keras?)
Umu, rasanya pahit dan sakit.

Apa racunnya yang pahitnya?
Apa sakitnya dari bumbu asamnya?
Yaa, dengan resistensi, Aku bisa menahannya.
Tapi, ini tidak enak.

《Kecakapan skill tercapai. Skill『Resistensi Asam LV1』 telah menjadi 『Resistensi Asam LV2』》

Meskipun kodoknya gak enak tapi skillnya enak.



Chapter sebelumnya

No comments:

Post a Comment