Thursday 23 June 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 24

24. Lemah


Haa.
Lipan itu menyeramkan.
Serius, apaan tuh?
Aku merasakan teror dari kekuatan jumlah.
Ah, Aku lelah.
Kaki-kakiku gemeteran mungkin karena meteran kuning yang menunjukkan kekuatan instan telah kehabisan.
Mari istirahat untuk sekarang.

Aku melihat kebelakang sekali lagi untuk mengkonfirmasi apakah si pasukan lipan masuk mengejarku atau tidak.
Yosh, tidak ada apapun disana.
Aku memasang benangku dan membuat sebuah rumah simple.
Aku merasa lega setelah dinding perlindungan dari jaring-jaringnya telah selesai terbuat tapi diwaktu yang sama, badanku kehilangan tenaganya.

Ah, ini pasti akan menjadi traumaku.
Meskipun satu dari mereka itu lemah, tapi akan menjadi ancaman jika ada banyak dari mereka.
Tidak ada yang bisa kulakukan jika Aku diserang bergelombang oleh lipan-lipan sebanyak itu.
Terlebih, mereka memiliki serangan pelumpuh.
Aku akan menjadi mangsa dari pelumpuhan sekali tergigit.
Lalu, Aku hanya bisa menunggu agar badanku digerogoti.
Mengerikan untuk memikirkannya.

Aku harusnya memikirkan tentang alasan mengapa ada banyak lipan didalam area itu.
Tidak, daripada memikirkan tentang alasan bahwa ada banyak lipan, bukankah lebih baik jika Aku berpikir tentang mengapa tidak ada monster lain didalam area itu?
Bagaimanapun juga, si lipan itu lemah saat sendirian.
Aneh bahwa tidak ada predator lain saat ada makanan lezat seperti itu.
Meskipun mungkin untuk dikatakan bahwa mereka ragu-ragu untuk memakannya karena pelumpuhannya tapi didalam dungeon ini yang terpenuhi dengan monster beratribut racun, kemungkinannya kecil.

Ini Pasti diantara monster-monsternya tahu bahwa ada sekawanan lipan atau monster-monsternya datang tanpa mengetahuinya dan menjadi mangsa bagi para lipan.
Aku hampir tidak berhasil kabur dengan kecepatanku. Jadi, sulit bagi monster lain untuk melarikan diri darinya.
Tertangkap saat mencoba kabur dan tergigit oleh mereka, dikelilingi oleh sekawanan lipan saat dalam keadaan lumpuh....
Itu mengerikan.

Bahkan seekor monster yang lemahpun memiliki tindakkan sendiri.
Jika Aku melihat pada kemampuan bertarungku, Aku bisa katan bahwa Aku itu lemah tapi jika Aku membuat sebuah jaring dan menempatkan perangkapku, Aku bahkan bisa menang melawan monster-monster yang lebih kuat.
Aku tidak boleh meringankan pertahananku hanya karena mereka lemah.
Aku seharusnya berpikir bahwa Aku telah mendapatkan pelajaranku kali ini.
Entah bagaimana Aku berhasil bertahan hidup dan faktanya bahwa Aku telah mendapatkan manfaat besar dengan si lipan.
Berkat itu, Aku bisa naik level dengan agak mudah.

Ah, Aku teringat.
Kalau dipikir, "Penaksiran"ku naik level karena Aku mentaksir pasukan lipan tadi.
Apa hanya kebetulan?
Untuk sementara waktu, Aku harus membatalkan "Penaksiran" pada diriku dan Mentaksir ulang diriku.
Aku tidak memilik waktu untuk mengkonfirmasinya saat Aku sedang dikejar oleh si lipan.

『Taratek Rendah Kecil LV7 Tanpa nama
 Status: Lemah』

Apa ini?  「Status:  Lemah」!?
Terlalu kasar!
Disamping itu, tidak, Aku tahu Aku lemah.
Tidakkah kau bisa lebih halus?
Hasil dari "Penaksiran"ku menunjukkan bahwa Aku itu lemah. Jadi itu artinya terbukti bahwa Aku itu lemah didasarkan pada standar dunia.
Haa.
Aku kehilangan tenagaku.

Tidak, sejak saat lalu, Aku kira bahwa Aku tidak boleh lengah terhadap lawan yang lemah.
Aku memiliki benang ini.
Meskipun tubuh ini lemah, selagi Aku memiliki benang ini, tidak ada kata "kekalahan".
Sebenarnya, dilihat secara umum, Aku tidak berpikir Aku bisa dikatakan sebagai lemah.
Meskipun ada prasangka, tapi bukankah Aku adalah tipe yang kuat saat musuhku tertangkap?
Perangkap yang terbuat dengan "Benang Laba-laba", Kemenangan dengan serangan kejutan dan "Taring Beracun" pada musuh yang tidak bisa bergerak.
Un.
Aku lumayan keji.
Saat ini menjadi pertarungan frontal, menarik karena Aku akan langsung nyerosot menjadi lemah.

Poinnya adalah seberapa lama Aku bisa bertarung di bidangku.
Aku seharusnya hanya memakai kekuatanku tanpa membolehkan musuhku untuk menggenggam keadaan.
Yaa, tidak akan ada kesulitan jika Aku bisa melakukan itu setiap saat.
Haa, Aku lelah. Mari tidur.






Aku terbangun.
Tapi Aku masih lelah.
Walaupun begitu, Aku terbangun tiba-tiba.
Aku penasaran apa rasa ini?
Aku tidak terlalu mengerti tapi ini adalah perasaan berbahaya.

Aku bangun dengan buru-buru dan menambahkan benang lagi ke rumah simplenya.
Lalu, Aku menyadari identitas dari perasaan berbahaya itu.

『Baradrad Elro LV9 Gagal untuk mentaksir statusnya』(エルローバラドラード)

Itu adalah ular raksasa.
Ketebalan badannya terlihat seperti bisa menelas seorang manusia dan panjangnya juga terlihat lebih dari 10 meter juga.
Terlihat jelas ia kuat.
Terlebih, ia LV9.
Ini petamakalinya Aku menemui seekor monster yang memiliki level lebih tinggi dariku.
Sampai sekarang, level tertinggi yang telah kulihat hanyalah level 4.
Dan sekarang, melompat sejauh ke 9.

Terlihat jelas ia adalah monster ranking tinggi.
Ia juga memiliki level lebih tinggi.
Tidak ada kemungkinan untuk menang jika Aku bertarung langsung.
Keringat dinginku didalam hatiku tidak mau berhenti.

Aku berdiam diri kaku seperti seekor kodok yang ditatap oleh seekor ular, tidak, maksudku laba-laba.
Entah bagaimana Aku berhasil menggerakan badanku yang telah menjadi keras karena tegangnya.
Aku mundur pelan-pelan dan mengambil jarak dari si ular.

Si ular tidak membiarkanku melakukan itu.

Ia terjun kedepan mengabaikan jaring disekitarnya!
Tentu saja, badanku tertangkap oleh jaringnya.
Tetapi, si ular meronta dan merobek benangya dengan paksa!
Aku berputar dan kabur dengan kecepatan penuh.
Saat aku kabur lewat lubang kabur keluar, si ular menembus jaring pertama dan menyeruduk kearah jaring yang baru saja Aku lewati pada waktu yang hampir bersamaan.

Instingku mengatakan untuk kabur.
Tapi Aku tidak kabur.
Aku melihatnya.
Si ular terbelit didalam jaring.
Meskipun ia bisa merobek benangnya, tapi ia tidak bisa melepas benangnya dengan sempurna.
Sekarang, badan si ular telah terbelit dengan jaring-jaring yang berkondisi bagus dan jaring yang menempel saat ia menerobos dengan paksa.

Bagus!
Ini adalah wilayahku.

Aku melekat pada badan si ular yang meronta.
Aku langsung menggigitnya sambil melepas benang tambahan dari bokongku.
Entah bagaimana Aku berhasil menembus sisik kerasnya dengan taringku. Dan Aku dorong "Taring Beracun"ku kedalam badannya!

Si ular bergerak dengan intensnya karena racun yang didorong kedalam badannya.
Ia sangat berontak meskipun Aku telah membelenggunya.
Walaupun badanku telah terlempar ke tanah dan dinding berkali-kali, Aku terus menempel padanya dengan semangat dan keberanian.

Meteran stamina yang kuning berkurang.
Disaat badanku terlempar, meteran yang hijau berkurang.
Ditambah lagi, meteran yang merah berkurang setiapkali Aku mengeluarkan benang.
Jika meteran merahku kehabisan, maka Aku mungkin tidak bisa mengeluarkan benang lagi.
Jika terjadi seperti itu, maka hanya masalah waktu saja untuk belenggunya robek.
Sebelum itu, Aku harus mengalahkan ular ini.

Aku terus menggigiti dan terus mengeluarkan benang.
Perlawanan si ular perlahan-lahan melemah.
Saat meteran kuningku telah kehabisan dan meteran merahku dibawah 10%, si ular akhirnya berhenti.

Hanya karena Aku lemah, jadi seperti ini karena kau meringankan pertahananmu terhadapku!



Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment