Wednesday 20 July 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? S3


S3. Fantasi


Gue sekarang sedang melihat buku gambar yang terbuka dekat kaki gue.
Berbagai makhluk tergambar didalamnya.
Ilustrasi-ilustrasi yang aneh yang Gue belum pernah lihat sebelumnya di Bumi tergambar didalam boko gambar tersebut.
Disebutnya sebagai Monster (魔物/mamono), makhluk berbahaya yang mendiami dunia ini.

「Ini adalah seorang goblin. Goblin adalah monster tipe manusia dengan kulit hijau dan memiliki besar seperti anak manusia. Meskipun mereka adalah tipe manusia, tapi mereka dianggap sebagai monster tingkat rendah karena memiliki intelektual yang rendah dan mereka tidak memiliki skill apapun jadi statusnya juga rendah. Tetapi, saat mereka naik level dan mendapatkan skill, seorang individu yang bisa menggunakan senjata bisa saja muncul diantara mereka. Jadi anda tidak boleh lengah terhadapnya」

Si pelayan, Anna, yang duduk disampingku, menjelaskan tentang monster yang muncul didalam buku gambar ini.
Anna terlihat mudah seperti di umur 20annya, tapi sejujurnya ia telah hidup hampir dua kali dari penampilannya.
Ia telah bertarung melawan monster sebagai seorang ahli sihir dimasa lalunya. Jadi ia mengajari Gue tentang hal-hal yang tidak muncul didalam buku gambar ini menggunakan pengetahuannya.

Dihadapan Anna adalah adik perempuan gue, Sue, yang meniru gue dan melihat pada buku gambar ini. (TLN: dibacanya Suu, bukannya make e XD)
Belakangan ini, Sue telah meniru-niru gue.
Tidak seperti gue, ia tidak bisa mengerti perkataan Anna karena ia masih kesulitan berbicara.
Gue dengarkan cerita Anna dengan serius, mungkin karena Gue merasa bahwa Gue harus mendengarkannya.

Gue elus kepalanya karena rupanya yang tidak berdosa itu imut.
Rambut biru muda suteranya terasa sangat halus.
Sue tertawa dengan senangnya karena ia telah di elus.

Anna dan pelayan lain yang ada di pintu, Clevea, melihat pemandangannya dengan mengharukan.
Pada awalnya, Gue malu saat dilihat seperti itu tapi sekarang Gue sudah terbiasa.

「Yang Mulia dan Tuan Putri sungguh karib」
「Un!」
「Hai!」

Sue dan Gue menjawab perkataan Anna diwaktu yang sama.
Jawabannya membuat senyum Anna menjadi lebih dalam.
Sepertinya Gue telah jadi ahli berpura-pura menjadi seorang anak kecil.

Gue kembalikan pandangan Gue pada buku gambarnya.
Anna masih tidak tahu bahwa Gue bisa membaca huruf.
Gue sudah bisa membaca huruf-huruf negara ini meskipun Gue terlihat menikmati gambarnya.
Ilustrasinya ada di tengah buku gambar dan hanya huruf-huruf simpel yang tertulis didalam penjelasan monsternya.
Oleh karena itu, cerita Anna berguna.

Tetapi, lebih banyak Gue mendengar cerita Anna, kurangnya kelaziman di dunia ini luar biasa.
Mula-mula, ada terlalu banyak kata-kata game seperti skill, status dan level meskipun itu adalah cerita serius.

Dunia ini benar-benar seperti sebuah game.
Secara praktis, Gue sedang hidup di dunia ini jadi Gue gak bisa memikirkan bahwa ini adalah game tapi tetap saja, tak dapat dipungkiri bahwa dunia ini memiliki sebuah sistem seperti game.

Skill sepertinya ditarik dari rohnya dan sekali tercapai beberapa kuat, sebuah skill akan terbentuk.
Status menunjukkan nilai kemampuan.
Level adalah nilai dalam angka dari kekuatan yang dikumpulkan oleh seorang individu.

Di jelaskannya seperti itu tapi sebagai seseorang yang mengetahui tentang game di kehidupan sebelumnya, semua itu tidak berarti.
Tetapi, hal-hal seperti umum di dunia ini dan tidak ada seseorang yang bahkan meragukannya.
Gue tidak ada pilihan selain meyakinkan bahwa ini adalah dunia seperti itu meskipun Gue merasa sedikit janggal.

Gue ubah halaman buku gambarnya.
Ilustrasi yang muncul di halaman selanjutnya adalah seekor serigala raksasa.
Untuk perbandingan ukurannya, seorang manusia digambar dibawah kakinya.
Untuk sejenak, Gue kira perbandingannya aneh, tapi penjelasan Anna mencakup ukuran yang akuratnya.

「Ini adalah seekor Fenrir. Ini adalah monster bertingkat Mitos dengan ukuran sebuah gunung dan sebelumnya bahkan telah menghancurkan sebagian dari sebuah benteng dengan hanya sekali gigit. Bahkan saya belum pernah melihatnya」

Sudah jelas.
Makhluk raksasa seperti itu, daripada disebut monster, ini adalah Kaijuu. (TLN: anda tahu godzilla?)
Dunia ini lebih aneh dari yang terkira karena adanya makhluk raksasa seperti itu.
Mula-mula, bagaimana bisa ia menyokong badan selebar itu?

「Nee, bagaimana ia bisa berdiri?」

Anna jadi terdiam mendengar pertanyaan Gue.
Apa kata-katanya kurang?

「Bukannya berat kalau sebesar ini?」

Dan Anna kelihatan seperti menyadari maksud dari pertanyaan Gue.

「Mungkin akan lebih mudah untuk mengerti dengan melihat daripada dijelaskan. Clevea」

Anna memanggil Clevea.
Mirip seperti Anna, Clevea adalah pelayan perempuan dan penjaga yang sebelumnya bekerja sebagai kesatria wanita negara ini.
Berbeda dari si ahli sihir langsing Anna, badan Clevea terlatih dengan kokoh.

Setelah Anna dan Clevea membuat rencananya, mereka berdua mangambil jarak dan berdiri tegak.
Clevea membuka satu tangan dan mendorongnya kedepan.

「Baiklah, ini dia. 『Bola Api』」

Anna menggunakan sebuah sihir kearah Clevea.
『Bola Api』 adalah sihir api berkelas rendah yang menembakkan sebuah bola api kecil.
Bola api yang kekuatannya telah ditahan mengenai tangan Clevea.
Sue mengeras terkejut.
Gue juga sedikit terkejut karena sihir tiba-tiba muncul.

Pada ekspresi kami, Anna dan Clevea tertawa seperti kenakalan mereka berhasil.
Gue bagaimanapun juga tersinggung.

「Apa enggak sakit?」

Sue khawatir tentang tangan Clevea berkali-kali.

「Iya. Walaupun sedikit panas tapi tak apa-apa」

Clevea menjawab dengan suara kuat yang dalam untuk seorang wanita.

「Seperti apa yang telah anda lihat barusan, lebih tinggi statusnya, jadi lebih kuat ia. Oleh karena itu, meskipun seekor monster raksasa tidak akan jatuh oleh beratnya sendiri」

Gue jadi cemas dan mencoba menyentuh telapak tangan Clevea.
Telapak tangan seseorang yang sering memegang pedang sedikit terasa seperti kulit yang mengeras.
Tetapi, bukan terasa sekeras jika ia menerima "Bola Api"nya tak sakit.

「Yang Mulia, peningkatan pertahanannya bukan berarti akan menjadi keras」
「Begitukah?」
「Ya. Daripada mengeras, lebih seperti sulit untuk disakiti. Karena saya tidak terlalu hebat, tapi jika itu adalah Hero-sama, dikatakan bahwa pedang biasa bahkan tidak bisa menggoresnya」

Clevea menjawab keraguan Gue dengan sopannya.
Tetapi, hal seperti sulit untuk disakiti, akankah ikatan interselulernya berubah?
Tidak, di dunia fantasi ini, membawa-bawa kelaziman Bumi bisa saja salah.
Gue simpan perasaan tidak jelas ini didalam pikiran Gue untuk sementara waktu.




Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment