Tuesday 19 July 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 30

30. Mari dapatkan skill baru!


Yaa, sekarang skill poinku telah meningkat, Aku ingin mendapatkan skill baru.
Tapi ini buruk jika Aku tidak berhati-hati.
Ada "Penaksiran" juga dan Aku akan berakhir menyesalinya jika Aku asal memilih saja.

Untuk sementara waktu, Aku ingin fokus pada berpikir setelah keamanan telah terpenuhi.
Aku biarkan sisa-sisa si kodok yang Aku telah selesai makan dan Aku membuat sebuah rumah sederhana dengan cepat.
Aku sudah ahli untuk bisa membuat rumah sederhana seperti pekerjaan sampingan.

Yosh.
Dengan ini, Aku bisa konsentrasi.

Pertama, skill-skill yang Aku harus tidak dapatkan.
Aku harus menahan dari mendapatkan apapun yang berhubungan dengan sihir karena ada kasusnya "Sihir Sesat".
Aku bisa melihat dengan jelas pola dimana Aku tidak tahu cara menggunakannya dan pada akhirnya akan menjadi tak berguna.
Aku juga akan mengecualikan semua skill yang effeknya tidak diketahui dilihat dari namanya.

Selanjutnya, Aku juga harusnya tidak ambil skill-skill yang sepertinya Aku bisa dapatkan sendiri.
Jika berpikir dari pengalamanku sampai sekarang, setiap skill memiliki kecakapan skillnya tersendiri.
Sekali kecakapan skillnya mencapai derajat tertentu, level skillnya akan meningkat.
Aku rasa bahwa kecakapan skillnya akan tetap meningkat meskipun level skillnya dibawah 1 dan sekali kecakapannya mencapai sebuah nilai minimal yang dibutuhkan, sebuah skill baru akan didapatkan.
Mungkin saja itu hanya fitur pada skill resistensi saja karena sampai sekarang, semua skill yang Aku dapatkan lewat jalan ini adalah skill resistensi.
Tapi jika Aku bisa mendapatkannya sendiri, tidak diperlukan menggunakan skill poin untuk itu.

Saat berpikir begitu, kurasa bukanlah sebuah kesalahan untuk mengambil "Penaksiran".
Lagi pula, Aku tidak tahu cara meningkatkan kecakapan skill "Penaksiran" dari 0.
Ditambah lagi, tidak seperti sihir, Aku tahu cara menggunakannya.
"Penaksiran" itu bisa saja adalah sebuah skill langka meskipun Aku terus menyebutnya tak berguna.

Setelah memikirkannya, skill yang harus Aku dapatkan adalah skill yang Aku tahu cara menggunakannya dan skill yang sulit untuk kudapatkan sendiri.
Aku rasa kondisinya cukup keras.
Dari awal, dengan hanya nama skillnya, mendapatkan sebuah skill tanpa mengetahui effeknya adalah sebuah sistem yang sangat seram.
Aku harus terus menanyakan tentang namanya dari si suara langit jadi Aku bisa memastikannya.

Meskipun sebelumnya Aku pernah mencobanya, Aku harus meminta tentang skill yang Aku ingin dapatkan pada si suara langit apabila saat skill poin terkonsumsi dan sebuah skill didapatkan.
Si suara langit akan bereaksi jika ada nama skill seperti yang dicari tapi si suara langit akan tetap diam jika tidak ada nama seperti itu.
Oleh karena itu, Aku harus menanyakan terus-terusan apakah ada skill seperti yang dicari atau tidak dari si suara langit.

Karena Aku sering menanyakannya saat Aku ada waktu lenggang, beberapa nama skill telah terkonfirmasi.
Kupikir Aku akan mengambil skill yang cocok dengan kondisinya dari itu.

Ada 5 pilihan.
Cakar Beracun.
Kendali Benang.
Pemulihan HP Otomatis.
Konsumsi SP Menurun.
Deteksi.
"Cakar Beracun" dan "Kendali Benang" adalah skill yang bisa Aku gunakan unuk memperkuat skillku.
"Cakar Beracun" itu mirip dengan "Taring Beracun" hanya saja versi cakarnya.
"Kendali Benang" adalah skill support untuk menggunakan "Benang laba-laba"ku dengan efisien.
Jika ada masalah maka "Cakar Beracun" akan lumayan lemah dibandingkan dengan "Taring Beracun" setelah didapatkan.
"Kendali Benang", Aku tidak tahu apakah Aku tahu cara menggunakannya atau tidak.

"Pemulihan HP Otomatis" dan "Konsumsi SP Menurun" keduanya adalah skill support.
Efek-efeknya mungkin sama seperti namanya tapi Aku pikir dengan memilikinya akan membuat hidupku lebih enak.

Terakhir, "Deteksi" itu cukup berisiko.
Lagi pula, Aku ingin mengambil tindakan melawan serangan kejutan jika Aku ingin hidup di dungeon ini.
Meskipun itulah skillnya, tapi efek yang Aku minta dari skill ini meragukan dan cara menggunakannya juga meragukan.
Aku rasa bahwa ini akan menjadi agak taruhan untuk mendapatkan skill ini.

Meskipun ada skill lain yang Aku inginkan, ini adalah deretan setelah Aku pertimbangkan kegunaan skillnya.
Tetap saja, Aku tidak berpikir untuk mengejar romantisme dalam situasi ini yang hidupku bergantung padanya.
Seperti "Imortalitas". (TLN: bagusan Imortalitas atau Keabadian?)
Bagaimanapun Aku pikir, jumlah skill poin yang dibutuhkan untuk itu pasti jauh lebih tinggi.

Un.
Aku kebingungan.
Lagi pula, daripada mengembangkan strategi baru, Aku saat ini sedang dijalan untuk memperkuat strategiku.
Yaa, tidak ada gunanya untuk mendapatkan skill yang berurusan dengan urusan yang tak dapat diterima.
Itulah mengapa Aku harus melepas "Pemulihan HP Otomatis" dari pilihannya untuk sementara waktu.
Lagi pula, dalam kasusku, kemungkinan bahwa Aku akan mati jika HPku berkurang itu tinggi.
Karena Aku ingin tetap menggunakan gaya assassin, Aku harus menghindari situasi yang bisa mengurangi HPku.

Kalau seperti itu, maka dua dari sisa empat.
Apa yang harus kulakukan?
"Konsumsi SP Menurun" adalah satu-satunya tanpa kekurangan.
Rasanya terlalu aman.
Jika Aku memiliki "Cakar Beracun", maka Aku bisa mengembangkan banyak strategi tapi sepertinya sulit untuk meningkatkan levelnya.
"Kendali Benang" itu berguna jika Aku bisa menggunakannya tapi jika Aku tidak bisa menggunakannya, parah banget.
"Deteksi" lebih seperti taruhan.

Mumumu.
Umu.
Yosh, Aku telah memutuskannya.


《Saat ini anda memiliki 200 skill poin.
Skill 『Kendali Benang LV1』 bisa didapatkan dengan membayar 100 skill poin.
Apakah anda ingin mendapatkannya?》

Ya.

《『Kendali Benang LV1』 telah didapatkan. Sisa skill poin 100》

《Saat ini anda memiliki 100 skill poin.
Skill 『Deteksi LV1』 bisa didapatkan dengan membayar 100 skill poin.
Apakah anda ingin mendapatkannya?》

Ya.

《『Deteksi LV1』 telah didapatkan. Sisa skill poin 0》

Aku mengambil "Kendali Benang" dan "Deteksi".
Aku telah memilih kedua skillnya yang memiliki elemen taruhan tertinggi meskipun Aku bilang bahwa Aku tidak akan mengambil risiko karena hidupku bergantung padanya.
Ah, mungkin Aku tidak cocok untuk taruhan.
Bagaimanapun juga, sudah tak bisa apa-apa lagi untuk apa yang telah Aku pilih.
Bari berdoa agar Aku bisa menggunakan keduanya.
Jika tidak bisa, Aku akan nangis.
Meskipun Aku tidak tahu apakah air mata bisa jatuh dari mata laba-laba atau tidak.




Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment