Saturday 30 April 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 15

15. Saat-saat Aku kehilangan surgaku


Hari ini juga Aku menghabiskan hari-hariku dengan bermalasan.
Ah~ indahnya rumahku~
Makanannya datang kesini dari luar tanpa disuruh dan Aku bisa tidur dengan nyenyak didalam dungeon berbahaya karena keamanannya sudah terjaga.
Karena Aku menyebarkan beberapa benang halus diatas lantai yang rata, rasanya jadi seperti tidur diatas kasur.
Jadi rutinitas sehari-hari untuk memproduksi benang saat relax.
Ah~ inilah kebahagiaan.

Memikirkan tentang hidupku sebelumnya yang setiap hari kuhabiskan dengan kegelisahan.
Aku tidak memiliki kesadaran segitunya, sekarang Aku pikirkan lagi, apa menurutmu tentang tidur 4 jam?
Putaran hidupku sebelumnya adalah bangun pagi hari dan pergi ke sekolah. Saat sekolah selesai, Aku kembali kerumah dan tidak melakukan apapun kecuali main game. Saat ngantukku mencapai batasnya, baru Aku tidur.
Hidupku seperti itu.
Meskipun seru main game, tapi sekarang dipiikirkan lagi, ada kewajiban untuk memainkannya.

Sebagai seorang free-player sedangkan juga sebagai salah satu player terbaik di game online, mencoba untuk hidup seperti yang dikira-kira orang dengan percaya diri, Aku dengan tidak hati-hati berpikir itu melebihi kapasitasku.
Aku sepert itu, hidup seperti yang dikira semua orang, masih bagus kalau itu adalah lelucon.
Sombong diri.
Aku tidak keberatan pandangan orang lain.
Meskipun Aku berpikir beigtu, tapi sepertinya Aku masih memiliki perasaan manusia seperti itu meskipun Aku menyadarinya setelah menjalani hidup ini.

Oleh karena itu, arti sesungguhnya adalah disaat Aku menjalani hidup dimana Aku tidak ada apapun untuk dilakukan, ada rasa kebebasan.
Pada awalnya, Aku merasa cemas saat memikirkan tentang Aku tidak bisa sabar dengan semua waktu luang yang kumiliki tapi sepertinya itu hanyalah kecemasan tak berguna.
Meskipun Aku banyak waktu kosong karena tidak ada internet ataupun game dikeadaan seperti ini, tapi tidak terlalu tak tertahankan.

Sepertinya standar kebahagiaanku agak lebih rendah dari orang biasa.
Terus-terang saja, sudah menjadi kebahagiaan untuk bisa hidup.
Aku sudah bahagia dengan hidup ini yang sudah memiliki makanan dan tempat tinggal.
Aku bahagia sampai-sampai Aku berpikir Aku berniat untuk menghabiskan hidupku disini.
Meskipun Aku tidak tahu berapa lama seekor laba-laba bisa hidup.

Tapi Aku pikir suatu hari Aku harus meninggalkan rumahku.
Situasi yang tak terduga. Perubahan lingkungan. Kemunculan musuh yang kuat yang bisa menembus jaringku.
Aku tidak tahu kapan itu tapi Aku pikir waktu itu akan datang.
Tidak ada yang tidak berubah.
Oleh karena itu, Aku harus siap saat waktunya tiba.



Meskipun keputusanku sudah bulat, tapi ini terlalu cepat!
Aku masih belum siap!

Didepan pandanganku yang sedang panik adalah salah satu dari pintu rumahku yang membara.
Aku sedang tertidur dan tiba-tiba, api mulai menjelar.
Rumah yang dengan susah-payah Aku buat sekarang sedang ditelan oleh lautan api tanpa bisa melawan.
Benang laba-labaku yang Aku banggakan akan kekuatannya, ternyata lemah terhadap api.

Tetapi, mengapa tiba-tiba ada api dirumahku?
Aku langsung mengerti jawabannya.
Itu adalah seorang manusia.
Ada seorang manusia ditengah-tengah api.
Sebuah obor ada ditangannya.
Ia pasti telah membakar rumahku dengan api dari obornya.

Ini buruk.
Meski sulit untuk melihat dengan jelas karena apinya tapi Aku bisa melihat beberapa bentuk badan manusia dibelakang orang itu.
Aku tidak yakin mereka membakarnya secara tidak sengaja.
Jelas sekali mereka melakukan itu karena mereka berhati-hati dengan jaring laba-labanya.
Lalu, mereka pasti sadar ditengah-tengah jaring itu, ada seekor laba-laba yaitu Aku.

Kalau Aku tetap tinggal disini, Aku hanya punya 2 pilihan antara Aku akan mati dibakar oleh api atau Aku akan mati karena terpojok oleh manusia.
Untungnya, kebakarannya belum sampai ketempatku dan jika Aku kabur kearah yang berlawanan, para manusia itu harusnya tidak dapat mengejarku.

Aku melihat kerumahku satu kali lagi.
Aku menghabiskan kebanyakan waktuku disini setelah bereinkarnasi.
Aku bersusah payah membuatnya.
Telah melakukan banyak penemuan ditempat ini dan setiap kali setelah menemukan sesuatu, Aku akan bergoyang dari bahagia jadi derita.
Sejauh ini, ini juga tempat yang telah melindungiku selama ini.
Aku mungkin mencintai tempat ini lebih daripada ruanganku di hidupku sebelumnya.
Aku menghabiskan waktu yang begitu lama ditempat ini.

Aku mulai berlari.
Dengan kebakaran diarah yang berlawanan.
Aku melewati jaring laba-laba yang berbelit-belit dengan gesit.
Jaring terakhir.
Aku tidak akan bisa kembali ketempat ini sekali Aku melewatinya.
Tidak ada lagi keamanan sekali Aku melewatinya.

Tetap saja, Aku melewati jaring terakhir tanpa kegelisahan.
Meskipun Aku ada perasaan untuk melihat kebelakang, Aku tidak melakukan itu.
Sekarang, Aku harus kabur sejauh mungkin.

Demikian, Aku, telah diusir dari rumahku.



Meskipun sequel, tapi para penjelajah yang membakar rumahku menemukan bola benang berjumlah banyak yang tertinggal ditengah setelahnya.
Untungya, kebakarannya tidak mencapai kesana dan mereka mengambilnya.
Dikatakan pakaian yang dibuat dari benang tersebut terjual dengan harga yang besar.
Kelihatannya seorang Raja dari suatu negeri bahkan membelinya dan menjadi sebuah topik untuk beberapa waktu.
Aku hanya mengetahuinya setelah waktu yang sangat lama.



Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment