Saturday 2 April 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 11

Ito = Benang
Maki = Gulung

11. I~to~ maki maki i~to~ maki maki ♪


Sebuah benang tipis tertempel ke kedua kaki depanku.
Benangnya memelar saat ditarik luarnya.
Perlahan-lahan panjangnya kembali semula saat dilepas tarikannya.

Un.
Jadi seperti karet seperti yang direncanakan.



Apa yang kulakukan?
Karena sekarang Aku tahu Benang Laba-laba adalah sebuah skill, Aku mulai mencoba-coba dengan benang laba-labanya sambil meningkatkan kecakapan skillku.
Sampai sekarang, Aku hanya menggunakannya untuk membuat sarangku dan menahan lawanku.
Oleh karena itu, meskipun diriku sendiri yang membuatnya, tidak banyak yang kutahu tentang benangnya.

Eh?
Tinggalkan My Home dan Tingkatkan level?
Mustahil.
Meskipun Aku seneng banget karena level up, tapi kalau dipikir dengan tenang bukannya mustahil? pikir aja.
Lagipula coba pikir ini.
Seorang gadis yang keahliannya hanya bermain game, kau pikir dia bisa menang bertarung sungguhan?
Mustahil.
Badannya monster, tapi dalamnya orang pengecut sama saja gak berguna.

Kalau menggerakan badan di game dan asli, bedanya seperti Langit dan Bumi.
Di game karakternya tidak akan kelelahan, tapi kalau beneran kau akan kelelahan sebanyak kau bergerak.
Lagipula, Aku sebelumnya hanya pergi ke sekolah, seperti bocah lemah yang ngos-ngosan cuman karena itu.
Kupikir pasti akan sulit untuk melawan monster asli yang hidup dengan insting liarnya.
Meskipun bukan berarti tidak bisa, tapi kalah = mati. Aku mau menghindari pilihan beresiko itu.

Oleh karena itu, menunggu mangsa yang menyedihkan untuk tertangkap jaringku memiliki kemungkinan menang yang besar.
Kupikir ini sangat jauh lebih efisien dan aman, dibandingkan dengan merantau didalam dungeon ini tanpa arah.
Suatu hari nanti, kupikir waktu dimana Aku harus pergi dari My Home akan datang, tapi sebelum itu Aku sudah naik level, jadi tingkat keamanannya sudah aman.
Meskipun di game online itu Aku menggunakan karakter yang konyol, di RPG lain, naikin level di awal permainan adalah gaya bermainku.
Terutama, kali ini hidupku taruhannya, Aku harus bertindak dengan hati-hati sampai Aku yakin akan menang melawan monster lain.

Oleh karena itu, sekarang Aku sedang mencoba meningkatkan Kecakapan skill Benang laba-labaku.
Sekarang kupikir lagi, benang laba-laba ini adalah tali kehidupanku.
Jadi menggigil sambil berpikir Aku akan terus merantau tanpa arah di dalam dungeon ini kalau Aku tidak membuat My Home.
Kalau begitu, mungkin sekarang Aku sudah mati kali ya?
Tidak mungkin untuk beristirahat dengan tenang dan juga tidak mungkin untuk menangkap mangsa.
Berkat benang laba-laba ini Aku bisa hidup dengan nyaman sekarang ini.

Saat memikirkan itu, meningkatkan level benang laba-labaku menjadi prioritas tertinggi.
Entah apa yang akan berubah saat levelnya meningkat, tapi yang pasti tidak ada ruginya.

Yaa, kupikir Aku harus mencari tahu sifat dari benangku saat kusedang nganggur, jadi Aku mengujinya dengan macam-macam cara.
Aku mulai memproduksi benang dan menguji penyesuaian ketebalan, pelekatan, kekuatan, dan elastisitas.

Penyesuaian Ketebalannya cukup mudah.
Saat kuingin membuat benang tipis, benang yang tipis keluar.
Meskipun mustahil untuk membuatnya tak kasat mata, tapi masih bisa membuatnya setipis rambut.
Didalam Dungeon gelap ini, pasti sulit untuk melihat bahkan benang ini.
Tetapi, Aku mengerti dari mengeksperimenkan kekuatannya, lebih tipis benangnya, lebih mudah benangnya untuk putus.
Yaa, ini tidak bisa diapa-apakan.
Kalau dipikir seperti biasa, jelas-jelas akan jadi melemah kan.
Kalau levelnya naik, tingkat kekuatannya juga naik kan, mari berharap seperti itu.

Sebaliknya, lebih tebal lebih kuat tingkat kekuatannya.
Sekarang ini benang yang bisa Aku buat kira-kira 2cm diameternya.
Seperti tali biasa kan ya?
Yaa, Itu ketebalan maksimum yang bisa kubuat sekarang ini, tapi Aku bisa membuatnya lebih tebal kalau Aku lipat jadi buntelan.
Tapi itu akan lama.

Aku menyesal harusnya Aku tidak melakukan percobaan tingkat pelekatan.
Memang benar semua orang berpikir bahwa benang laba-laba lengket, tapi sejujurnya, ada juga benang yang tidak lengket.
Alasan mengapa laba-laba tidak akan terjebak di sarangnya sendiri karena ia tahu bagaimana cara menggunakannya dengan benar.
Aku mengetahuinya setelah membuat sarangku dengan insting.
Yaa, untuk mengetahuinya lebih lanjut, Aku bereksperimen padanya dan Aku malah jadi terikat benangku sendiri.
Ah, un.
Untuk mengetahui penggunaan kedua benang yang benar, perlu terikat dengan benangku sendiri.
Aku adalah orang bodoh karena Aku terjebak benangku sendiri.

Aku jadi tidak sabar.
Sebenarnya, Aku tidak tahu bahwa tingkat pelekatannya bisa diringankan meskipun benangnya sudah dikeluarkan dan Aku hampir mati karena terjebak perangkapku sendiri.
Tingkat pelekatannya masih bisa diubah kalau benangnya masih menempel ke bokongku.
Setelah itu, Aku mencoba merubah kekuatan pelekatan benangnya yang sudah melepas dari bokongku dan hasilnya Aku hanya bisa merubahnya sedikit saja.

Aku menahan diri dan memastikan tingkat kekuatannya.
Lemah kalau tipis, dimana kalau tebal maka jadi kuat. Tapi Aku tidak tahu seberapa kuat ini bisa menahan.
Apa maksudku?
Saat kubuat kekuatannya sampai maksimum, Aku tidak bisa memotongnya seberapapun kekuatan yang kupakai.
Dan hal yang mengerikan adalah Aku bahkan tidak bisa memotongnya dengan taringku.
Kalau sesuatu terikat dengan benang ini, maka ia pasti tidak bisa lepas.
Yaa, mungkin ada monster yang jaur lebih kuat dariku yang bisa memotong benangku. Jadi percaya berlebihan itu tabu.

Dan terakhir adalah hasil ekspreimen elastisitas. Sekarang ini, Aku ada benang yang sedang memelar.
Un.
Benang karet ini terlihat sangat berguna.
Sepertinya Aku bisa membuat ketapel biasa dengan mengikatnya ke batu.
Ditambah lagi, kelihatannya berguna untuk berbagai hal.

Aku sangat puas dengan hasil eksperimennya.
Tapi meskipun Aku menggunakan benangnya sebanyak itu, levelnya tidak meningkat.
Ditambah lagi, ada masalah yang terjadi yang tidak bisa dilewatkan.
Lebih banyak benang yang kubuat, lebih banyak energi yang kupakai.
Dengan kata lain, Aku sangat lapar sekarang meskipun belum lama sejak Aku memakan kodoknya.
Bukannya Aku membenci tingkat konsumsinya tapi kalau lain kali Aku ingin menggunakan benang yang banyak, sebaiknya Aku mengisi perutku dulu sebelum melakukan itu karena sepertinya berbahaya.


Chapter sebelumnya

No comments:

Post a Comment