Wednesday 3 August 2016

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 38

38. Laba-laba VS Lebah ①


Dihari pertama, Aku membuat sarang yang diperlukan dan tidur.
Walaupun sulit dikatakan bahwa Aku bisa tidur nyenyak karena sakit punggung ini, Aku lega bahwa Aku tidak diserang saat Aku tertidur.
Bukan hanya diserang, Aku juga mengira bahwa Aku akan mati karena lukanya dan saat Aku bangun dengan aman, Aku merasa lega dari dasar hatiku.
Saat Aku pastikan HPku, ini masih 6 seperti sebelum Aku tidur.
Situasinya ribet apakah Aku harus kecewa bahwa tidak sembuh atau Aku harus lega karena tidak berkurang terus?


Dihari kedua, Aku habiskan hariku memperbesar sarangnya.
Ada sakit punggung juga, jadi pembuatan sarangnya agak kesulitan dari yang kukira.
Karena lebah-lebahnya sering mendekat, Aku jadi khawatir setiap saat dan Aku harus berhenti bekerja.
Tidak seperti sampai sekarang, bekerja sambil mengkhawatirkan sekeliling melelahkanku.

Aku mempertimbangkan staminaku dengan memakan si lebah yang Aku tangkap kemarin sedikit demi sedikit antara jeda waktu.
Di situasi ini, bahayanya meningkat berkali-lipat jika Aku kehabisan stamina.
Kebergantunganku pada stamina adalah yang paling utama.
Stamina dibutuhkan untuk memproduksi benang dan bertindak seperti biasa.
Walau tanpa itu, Aku harus setidaknya menyimpan stamina yang cukup untuk satu pertarungan.
Ditambah lagi, Aku tidak tahu apakah Aku bisa mendapatkan makanan atau tidak setelah ini dan Aku harus berhati-hati dalam mengatur staminaku agar siap untuk pertarungan yang keberkepanjangan.

Dan telah jelas pada hari ini bahwa level "Resistensi Sakit" melompat seketika.
Terakhir kali saat "Resistensi Sakit" naik level, jika Aku tidak salah, harusnya pada level 2 dan tapi apa yang Aku dengar dari suara langit saat Aku sedang membuat sarangnya adalah

《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Resistensi Sakit LV6』 telah menjadi 『Resistensi Sakit LV7』》

Lompat ke level 7 dengan seketika.
Aku telah mengira apa yang terjadi padanya tapi Aku rasa bahwa Resistensinya naik level saat Aku sedang tidur.
Aku telah mengalami tidur yang tidak enak, jadi jika kondisi naiknya kecakapan skill itu adalah merasa sakit, maka kemungkinan bahwa kecakapan skillnya terakumulasi saat Aku tertidur itu tinggi.
Jika Aku pikir lagi, Aku ada perasaan bahwa Aku mendengar si suara langit sambil Aku tak sadarkan diri.

Meski Aku telah mengerti, tapi saat Aku mengira bahwa "Resistensi Sakit"nya adalah sebuah skill yang mengurangi sakit, ternyata bukan seperti itu.
Aku mengira ini aneh karena sakitnya tidak berkurang sama sekali meskipun level skillnya adalah 7, tapi sepertinya bahwa skill ini adalah sesuatu seperti 「Bergerak bisa dilakukan dengan menahan sakit」.
Terus terang saja, itu tak kentara.
Tidak berubah bahwa rasanya sakit dan bergeraknya terbatas meskipun dibilang seperti itu.
Saat Aku pertama kali mendapatkan skill ini, Aku sungguh merasa bahwa sakitnya berkurang, tapi sepertinya itu hanyalah perasaanku saja.

Kemudian, "Resistensi Sakit"nya meningkat ke level 8 setelah seharian.




Hari ketiga.
Aku sudah selesai memakan si lebah yang Aku tangkap.
Sarangnya telah melebar sampai batasnya dan sekarang Aku harus bergerak ke tahap selanjutnya.
Tahap itu adalah berburu untuk naik level.

Masalahnya adalah bagaimana caranya menangkap seekor mangsa.
Meskipun sebelumnya lebahnya mendekat, tapi ia tidak menyerang, antara ia berhati-hati atau tidak.
Jika ia menyerang tanpa rencana, itu akan berjalan seperti yang dikira tapi itu tidak akan berjalan selancar itu.

Untuk sementara waktu, Aku harus menunggu sebuah kesempatan sambil memantau lebahnya.
Meski Aku telah mencoba provokasi lebah yang mendekat secara tidak langsung, tapi dia tidak datang menyerang.

Ada beberapa hal yang telah Aku mengerti dari mengamati lebah-lebahnya.
Pertama-tama, mereka biasanya membuat grup berjumlah 5 atau 6.
Mereka dibagi menjadi grup dan bertindak masing-masing.
Ada seorang pemimpin dalam setiap grup.

『Finjegoath Besar LV1 Gagal menaksir statusnya』

Pemimpinnya adalah Finjegoath Besar.
Ditimbang dari namanya, ia adalah seekor spesies tingkat tinggi dan ia mungkin saja adalah seekor individu yang telah berevolusi.
Levelnya juga 1, jadi kemungkinannya tinggi.
Ada juga lebah dengan level 8 atau 9 yang diujung untuk berevolusi diantara spesies lebah yang biasa. Saat mereka berevolusi, mere pasti menjadi pemimpin grupnya.

Lebah kaptennya memiliki warna sedikit dalam dibandingkan lebah biasa.
Itulah perbedaan satu-satunya. Ukuran dan bentuk keduanya sama.
Meski Aku tidak tahu karena Aku tidak pernah berhasil menaksir statusnya, tapi spesies yang tingkat tinggi harusnya lebih tinggi dari lebah biasa.

Yaa, tetap saja, Aku tidak berpikir bahwa dia bisa menembus jaringku.
Aku pikir dia tidak melakukan apapun yang tak berguna karena dia mengerti itu tak akan berguna.
Saat berpikir seperti itu, lebah itu mungkin saja lumayan pintar.

Grupnya mengumpul dan menghilang didalam gang didasar jurangnya.
Setelah beberapa lama, mereka membunuh mangsanya dan membawanya kembali.
Seperti itu, grup-grup terbentuk dan mereka berburu dengan efisien.
Seperti yang kuduga, kaptennya sepertinya pintar.
Meskipun ada beberapa lebah yang sepertinya tersesat yang bertindak tanpa izin.

Selain itu, lumayan penting bahwa ada monster-monster yang bisa di buru oleh para lebah-lebahnya didalam dasar ini.
Tidak semuanya disini adalah monster seperti si Naga Bumi.
Aku lega hanya dengan mengetahui itu.

Tetap saja, ada juga grup yang tidak pernah kembali, jadi Aku tidak bisa lengah.
Tidak kembali berarti mereka telah dikalahkan.
Diantara grup yang kembali, ada beberapa yang membawa mayat kawannya, jadi area ini sudah pasti berbahaya.

Aku terus mengamati keadaan lebahnya.






Chapter Sebelumnya

No comments:

Post a Comment