Friday 7 July 2017

Kumo Desu ga, Nani ka? Chapter 75

75. Rasanya enak melakukan sendiri bagianku, tapi kadangkala rasanya jengkel kalau dilakukan orang lain, kan?


Aku menghindari bola api yang terbang.
Dua.
Yaa, meskipun ada dua, sekarang Aku bisa menghindarinya dengan mudah.
Aku putar pandanganku ke arah lain, dan tampak dua kuda laut.



Kelihatannya area ini penuh dengan kuda laut.
Walaupun masing-masing dari mereka suka berjalan-jalan sendirian, saat mereka kebetulan berkumpul seperti ini, mereka akan menyerang bersamaan.
Yaa, mereka tidak menyerang dengan kerumunan seperti si monyet-monyet, jadi mudah melawannya.

Aku menghindari bola api yang berterbangan lagi.
Kerjasama mereka tidak begitu bagus karena biasanya mereka hidup sendiri.
Mereka menembakkan sendiri bola api semaunya.
Meskipun mereka bekerja sama, tetap saja bola apinya tidak akan mengenaiku.

Tetapi, itu.
Itu menyebalkan.
Berdiam di dalam magma, itu curang.
Mereka menggunakan serangan jarak jauh memanfaatkan kenyataan bahwa Aku tidak bisa melakukan apa-apa.
Tidakkah kalian bisa bertarung dengan adil?
Tidakkah kalian pikir ini curang?
Tidakkah kalian punya harga diri?
Eh?
Bumerang?
Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.
Aku tidak mengerti.
Aku sebelumnya tidak pernah melakukan hal curang, sih.
Aku sebelumnya tidak pernah sembunyi di dalam sarang dan meluncurkan serangan sendiri, sih.
Begini, Aku seorang gadis dengan kejujuran tinggi.
Kan?
Ayolah, katakan begitu.

Tapi mereka tidak sembunyi sepenuhnya sepertiku.
MP salah satu dari mereka akan segera habis.
Lihat, dia ke sini.

Aku tidak tahu mengapa si kuda laut ini tidak mau mundur.
Ia menghadapiku dengan segala cara.
Walaupun mereka tidak mundur ke atasan mereka, apakah mereka keturunannya? (TLN: Saya kurang mengerti apa maksud kalimat ini, tapi saya terjemahkan agar masuk akal)
Dipikir lagi, mereka mirip seperti seekor naga.
Yaa, mereka keluar dari magma setelah MPnya habis.
Setelah itu, giliranku.

Aku menghabisinya dengan cepat menggunakan cakarku yang terbalut racun.
Karena yang kedua baik sekali keluar dari magmanya, Aku bunuh dia dengan cara yang sama.

《EXP telah mencapai tingkat tertentu. Individu, Taratek Kecil Beracun LV5 telah menjadi LV6》
《Seluruh kemampuan dasar meningkat》
《Bonus naik level : Kecakapan Skill didapatkan》
《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Peningkatan Racun LV2』 telah menjadi 『Peningkatan Racun LV3』》
《Kecakapan skill tercapai. Skill 『Penghindaran LV3』 telah menjadi 『Penghindaran LV4』》
《Poin skill didapatkan》

Oh!
Naik level!
HPku berkurang sedikit, oleh karena itu Aku bersyukur.
HPku yang berkurang terpulihkan setelah Aku berganti kulit.

Walaupun Aku bisa menang dengan mudah melawan si kuda laut, Aku akan menerima kerusakan saat Aku menyentuh badannya.
Tidak masalah jika hanya satu, tapi jika kerusakannya terakumulasi, kerusakannya akan jadi lebih besar.
Di situasi ini dimana Aku tidak ada cara untuk pulih kecuali dengan naik level, Aku tidak ingin menerima kerusakan sedikitpun.
Ngomong-ngomong, jika Aku ingin makan, Aku bisa mendinginkannya untuk sementara waktu dan Aku akan memakannya jika sudah dingin. (TLN: Saya juga kurang mengerti apa yang didinginkan, mungkin badan si kuda laut?)

Walaupun Aku berharap antara "Resistensi Api" atau "Pemulihan HP Otomatis" untuk naik di naik level ini, dunia tidak semudah itu.
"Resistensi Api" tetap di level 1 dan "Pemulihan HP Otomatis" juga tetap seperti biasa.
Mau gimana lagi kalau "Resistensi Api" tidak naik.
Menurutku spesiesku lemah terhadap api dalam segala cara, dan itu tidak bisa diatasi dalam sehari.

"Pemulihan HP Otomatis" adalah skill yang menguntungkan, tapi kenaikan levelnya lumayan lambat.
Yaa, di dalam game, skill pemulihan otomatis biasanya adalah sebuah skill yang didapatkan di dekat akhir permainan.
Dan untuk mendapatkan skillnya dengan alami tanpa menggunakan poin skill, dan berharap agar cepat tumbuh sejak awal, memang itu terdengar lumayan serakah.
Sudah menguntungkan dengan hanya memilikinya.

Sebenarnya, Aku tidak berpikir Aku akan bisa menembus Lapisan Tengah jika tidak memiliki "Pemulihan HP Otomatis".
Lagipula itu mustahil.
Itu seperti bunuh diri jika Aku masuk ke area ini yang terus memberikan kerusakan berlanjut tanpa pemulihan otomatis.
Aku tidak punya hobi bunuh diri, dan jika seperti itu, Aku mungkin akan mencari lubang saja di Lapisan Bawah.
Di Lapisan Bawah dimana si Naga Bumi tinggal.

Ah, ada kuda laut lagi.
Aku akan ketawan jika terus berjalan seperti seperti ini.
Aku bisa lari jika kumau, tapi itu...

Haruskah kucoba lempar batu seperti monyet-monyet itu?
Kurasa itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Walaupun Aku tidak bisa menggenggam batu dengan badan laba-laba ini, Aku bisa menempelkan sehelai benang dan melemparnya.

Mari coba sekali.
Pertama, Aku perlu mencari batu yang cocok.
Un, ada banyak batu dengan ukuran pas dimana-mana.
Aku genggam dengan benangnya.
Ayunkan.
Soiyaa! ( そいやー!)
Oh, kena.
Apa karena berkat "Lempar" dan "Akurasi"?
Tapi HPnya tidak berkurang banyak.
Ah, serangan baliknya datang.

Setelah itu, setelah kami melontarkan batu-batu dan bola api pada satu sama lain, MP si kuda laut kehabisan dan pada akhirnya menjadi pertarungan darat.
Un.
Walaupun lebih bagus daripada tidak sama sekali, itu tidak terlalu berpengaruh meskipun kulakukan.
Yaa, jika hanya satu, melempari batu mungkin bisa diterima.
Level skill "Lempar" dan "Akurasi" akan naik, jadi tidak sia-sia.
Tetapi, mungkin akan lebih baik untuk konsentrasi menghindar jika mereka ada dua atau lebih.
Bukan lelucon jika Aku terkena bola apinya.







Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya

4 comments: